Prof Luky Andrianto Pimpin ASEAN Ministerial Panel on Blue Economy

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI menyelenggarakan The 1st ASEAN Blue Economy Forum (ABEF) pada (3-4/7) berlokasi di Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam kegiatan tersebut, salah satu Guru Besar IPB University memimpin agenda utama, yakni ASEAN Ministerial Panel on ASEAN's View on Blue Economy.
Prof Luky Adrianto, Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dipercaya menjadi host dan moderator untuk pertemuan panel para wakil pemimpin ASEAN dari sembilan negara yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Masing-masing negara menyampaikan pandangan tentang kerangka blue economy sekaligus perspektif untuk implementasi blue economy di kawasan ASEAN.
The 1st ABEF digelar sebagai tindak lanjut dari deklarasi ASEAN Economic Forum pada tahun 2021 yang salah satu isinya adalah menetapkan pentingnya blue economy sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Asia Tenggara.
Prof Luky mengatakan, dalam acara ASEAN Ministerial Panel on ASEAN's View on Blue Economy telah disepakati beberapa hal. Pertama, blue economy merupakan mesin pertumbuhan baru bagi kawasan ASEAN yang harus dilakukan dengan semangat keberlanjutan dan inklusivitas antarnegara anggota (ASEAN Member States). Tidak akan ada yang ditinggalkan (there will be no left behind) dalam implementasi blue economy di kawasan ASEAN.
“Kedua, negara-negara ASEAN sepakat untuk melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan dalam implementasi blue economy, termasuk dalam investasi teknologi, sumber daya manusia dan inovasi,” ujar Prof Luky.
Terakhir, lanjutnya, blue economy merupakan pengembangan ekonomi yang terintegrasi berbasis konektivitas dari perairan darat (inland water) hingga perairan laut sebagai ciri kekuatan bersama seluruh negara anggota ASEAN.
“Departemen MSP IPB University merasakan terhormat dan bangga, karena salah satu guru besar terbaiknya menjadi pimpinan pada event bertaraf internasional tentang pembahasan blue economy,” ujar Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi.
Hal ini menurutnya sangat sejalan dengan peta jalan (road map) Departemen MSP IPB University yang saat ini juga mengusung konsep blue economy sebagai materi pembelajaran yang diunggulkan. Konsep tersebut juga menjadi platform kompetensi Departemen MSP IPB University.
“Blue carbon dan blue economy juga menjadi bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tematik yang dikembangkan pada 2023 dan 2024 melalui Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM),” imbuh Prof Hefni.
Selain acara utama, terdapat tiga acara lanjutan (side-events) yaitu Ministerial meeting on ASEAN Blue Economic Framework; Blue Economy Collaboration yang diselenggarakan oleh Deputi Ekonomi Bappenas; dan Blue Financing Forum yang dilaksanakan oleh ICCTF-Bappenas. Dalam acara ABEF tersebut juga diluncurkan Indonesia's Blue Economy Roadmap sebagai referensi utama dari implementasi blue economy di Indonesia.
ABEF 2023 dibuka oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, dilanjutkan dengan dua orang pembicara kunci yaitu Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Victor Manoppo dan Presiden Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Prof Watanabe. (LAO/HEF/Rz)