IPB University dan UNEP-Bappenas Gelar Kerja Sama Proyek TEEB AgriFood Indonesia

IPB University melalui Fakultas Ekonomi dan Manajemen bersama dengan United Nations Environment Programme (UNEP) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar proyek kerja sama The Economics of Ecosystems and Biodiversity for Agriculture and Food Initiative in Indonesia atau Ekonomi Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati untuk Prakarsa Pertanian dan Pangan di Indonesia (TEEB Agrifood Indonesia).
Studi kasus pada proyek ini berfokus pada komoditas kopi di tiga wilayah utama dengan varietas kopi yang berbeda: kopi robusta di Kabupaten Tanggamus, Lampung, kopi arabika di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan kopi liberika di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Program TEEB Agrifood Indonesia dilakukan dalam rangka menghadapi peluang dan tantangan terkait faktor lingkungan dan ekosistem, perubahan iklim, kualitas air, keanekaragaman hayati, praktik pengelolaan pertanian, inovasi dan teknologi, ketahanan pangan dan nutrisi, serta faktor eksternal seperti perdagangan internasional.
Persiapan pelaksanaan TEEB Agrifood Indonesia pertama kali diselenggarakan melalui kegiatan ‘The First Stakeholder Workshop’ secara hybrid di Borobudur Hotel Jakarta, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan program TEEB AgriFood untuk komoditas kopi kepada stakeholder sektor kopi serta mendapatkan masukan mengenai strategi dan rencana pelaksanaan program.
“Kajian TEEB Agrifood Indonesia pada sektor kopi diharapkan dapat memberikan wawasan tentang praktik pengembangan industri kopi Indonesia di masa depan berdasarkan tantangan dan potensinya. Kajian ini juga diharapkan dapat mengatasi kondisi yang dinamis dan memastikan keberlanjutan dan ketahanan melalui perencanaan strategi pembangunan yang adaptif,” ujar Prof Nunung Nuryartono, Guru Besar IPB University sekaligus ketua peneliti TEEB Agrifood Indonesia.
Dengan demikian, lanjutnya, kajian TEEB Agrifood dapat menghasilkan pengetahuan yang komprehensif yang dapat memandu pola investasi masa depan di sektor kopi. Selain itu, kolaborasi multisektor melalui pentahelix juga diperlukan dalam mengelola industri kopi secara berkelanjutan. Kolaborasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama untuk mendukung kopi Indonesia yang berkelanjutan. Diharapkan Indonesia dapat membuat kebijakan perdagangan lokal yang adil di masa mendatang.
Pada kegiatan itu, hadir Ir R Anang Noegroho Setyo Moeljono, MEM (Plt Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas), Barlev Nico Marhehe, SE, MA, MSc (UNEP Indonesia), Martinus Haryo Sutejonoto (PT Surveyor Indonesia). Total peserta sebanyak 52 orang yang terdiri dari 4 anggota komite pengarah, 30 perwakilan dari instansi terkait dan 18 peneliti TEEB Agrifood Indonesia.
Ke-30 perwakilan lembaga tersebut terdiri dari lembaga nasional dan daerah, industri terkait kopi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada pengembangan dan keberlanjutan kopi di Indonesia. Peserta lainnya adalah pelaku industri kopi, asosiasi pelaku pasar kopi dan para akademisi. Dalam hal ini, peserta membahas isu-isu terkini terkait sektor hulu dan hilir kopi di tingkat regional dan nasional. (*/Rz)