Dr Tin Herawati: Perkuat Fungsi Keluarga untuk Mencegah dan Menangani Stunting

Keluarga merupakan institusi sosial terkecil di masyarakat. Namun demikian, keluarga berperan sangat besar dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam mendidik, melindungi serta memelihara anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai keluarga, norma masyarakat dan agama yang dianut sehingga dihasilkan generasi berkualitas.
“Generasi berkualitas inilah yang akan menjadi calon pemimpin bangsa dan pemegang roda pembangunan di masa akan datang. Oleh karena itu, keluarga merupakan pilar dan pondasi bangsa. Akan mengkhawatirkan jika pilar dan pondasi keluarga tidak kuat, maka negara tidak akan mempunyai landasan yang kuat alias keropos,” ungkap Dr Tin Herawati, Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University.
Dr Tin mengatakan, untuk menghasilkan generasi berkualitas maka keluarga harus menjalankan fungsinya dengan baik. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 membagi fungsi keluarga menjadi delapan fungsi yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
“Jika fungsi keluarga berjalan dengan baik maka akan mampu memenuhi kebutuhan materi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggotanya. Oleh karena itu, fungsi keluarga yang berjalan dengan baik tidak hanya berpengaruh terhadap kesuksesan dan kebahagiaan keluarga tetapi juga berpengaruh terhadap pembentukan SDM yang berkualitas,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini Indonesia masih dihadapkan permasalahan dalam pembentukan SDM berkualitas yang ditunjukkan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Dampak yang diakibatkan stunting adalah menurunnya tingkat kecerdasan, lebih rentan terhadap penyakit dan menurunkan produktivitas. Dalam jangka panjang, stunting berdampak pada pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.
“Keluarga merupakan bagian sangat penting dalam berkontribusi terhadap permasalahan stunting. Pada keluarga dengan anak stunting menunjukkan adanya fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik,” tegasnya lagi.
Dr Tin menjelaskan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga sangat terkait dengan kejadian stunting. Keluarga dengan pendapatan rendah mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa fungsi ekonomi tidak berjalan baik yang berdampak pada minimnya fungsi perlindungan kepada anak.
Faktor risiko terjadinya stunting terkait dengan jumlah anak dan jarak kelahiran. Kondisi keluarga yang ekonominya kurang dan mempunyai anak banyak akan merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Jarak kelahiran mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anaknya.
“Jumlah anak terlalu banyak dan terlalu dekat jarak kelahiran dapat dicegah jika fungsi reproduksi dalam keluarga berjalan dengan baik. Keluarga harusnya berfungsi sebagai pengatur reproduksi keturunan secara sehat dan berencana sehingga anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi penerus yang berkualitas,” tutur dia.
Faktor lain yang menjadi risiko terjadinya stunting adalah rendahnya kualitas kesehatan lingkungan. Keluarga yang memiliki lingkungan yang tidak sehat, sumber air dan sanitasi yang buruk memiliki peluang lebih besar anak mengalami stunting. Rendahnya kualitas kesehatan lingkungan menunjukkan pelaksanaan fungsi pembinaan lingkungan oleh keluarga yang belum optimal, yang berarti keluarga kurang berperan untuk memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Berdasarkan berbagai faktor penyebab stunting maka kunci utama dalam mencegah stunting adalah memperkuat pelaksanaan fungsi keluarga. Kunci sukses pelaksanaan fungsi keluarga ada di tangan orang tua sebagai pengendali keluarga,” jelas Dr Tin.
Ia menegaskan, fungsi keluarga harus dijalankan dengan baik oleh setiap keluarga dan harus menjadikan pijakan dan tuntunan setiap keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas yang bebas stunting.
“Dalam rangka Hari Keluarga Nasional yang ke-30, kita semua diingatkan kembali pada pentingnya fungsi keluarga. Keluarga memang unit terkecil dalam masyarakat tetapi keluarga memiliki peran besar dalam keberhasilan mencegah dan menangani stunting. Oleh karena itu, memperkuat fungsi keluarga itu sangat penting untuk bebas stunting,” pungkasnya. (*/Rz)