Tingkatkan Persiapan Calon Peserta KKN-T Inovasi, DPMA IPB University Kembali Adakan Kuliah Pembekalan Ke-3 Bagi Mahasiswa

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University menyelenggarakan kuliah pembekalan ketiga bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi secara daring. Mengusung tema ‘Pengembangan Berkelanjutan Masyarakat Agromaritim untuk Mencapai Socio-Resilience’, KKN-T Inovasi ini diselenggarakan sebagai salah satu wujud pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi negeri yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Dalam paparannya, Dr Sofyan Sjaf, Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University mengatakan, desa merupakan pondasi pembangunan sebuah negara melalui kekayaan potensi alam yang terkandung di dalamnya. Namun, kata dia, faktanya saat ini Indonesia masih gagal dalam kedaulatan pangan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lemahnya sumber daya di sektor pertanian dan pedesaan.
“Dalam konteks ber-KKN, ruang-ruang masalah tersebut perlu ditelusuri lebih jauh agar kita dapat kembangkan sesuai dengan inovasi-inovasi yang dimiliki oleh IPB University. Di era 4.0, sosiologi juga melihat pentingnya big data di pedesaan, karena setiap hal yang kita lakukan harus berdasarkan perencanaan yang tepat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan perencanaan yang tepat harus berdasarkan data yang tepat dan presisi. Dengan cara itu maka segala bentuk keputusan, perencanaan, implementasi dan evaluasi tidak pernah salah sasaran.
Selain itu, para mahasiswa juga dibekali materi kuliah mengenai ‘Zoonosis dan Kesehatan Hewan’ yang diberikan oleh Prof drh Gunanti selaku Direktur Rumah Sakit Hewan IPB University. Ia menyampaikan bahwa zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun dari manusia ke hewan.
“Zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit dan jamur yang dapat ditularkan secara langsung seperti gigitan dan cakaran, maupun tidak langsung (vector). Adapun kelompok yang dianggap berisiko tinggi terkena zoonosis mulai dari peternak, pekerja pertanian, pekerja laboratorium hewan, dokter hewan, tenaga medis hewan, hingga pemilik hewan peliharaan,” terangnya.
Zoonosis, kata Prof Gunanti, dapat ditekan dengan pendekatan ‘One Health’, pendekatan kolaboratif dalam bidang kesehatan yang mengakui keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Pendekatan ini mengakui bahwa kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kelestarian ekosistem saling terkait dan saling mempengaruhi.
Kuliah pembekalan ditutup dengan materi yang disampaikan oleh Prof Hermanu Triwidodo, Kepala Tani dan Nelayan Center (TNC) IPB University. Dalam kegiatan tersebut, ia mengenalkan salah satu inovasi IPB University dalam bentuk layanan untuk petani dan nelayan. Menurutnya, TNC dapat dimanfaatkan sebagai penghubung antara petani, nelayan dan masyarakat pedesaan dengan civitas akademika IPB University maupun sebaliknya.
“TNC juga berfungsi untuk sumber informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan perikanan yang didukung oleh 71 Dewan Pakar IPB University. Melalui KKN-T Inovasi nanti, harapannya kita bisa lebih dekat dengan masyarakat maupun sebaliknya, sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik,” pungkasnya. (*/Rz)