Prof Joko Santoso University Sebut Empat Kata Kunci dalam Pengembangan Tren Pasar Perikanan Menuju Indonesia Emas 2045

Prof Joko Santoso University Sebut Empat Kata Kunci dalam Pengembangan Tren Pasar Perikanan Menuju Indonesia Emas 2045

guru-besar-ipb-university-sebut-empat-kata-kunci-dalam-pengembangan-tren-pasar-perikanan-menuju-indonesia-emas-2045-news
Riset

Prof Joko Santoso, Guru Besar IPB University dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengatakan, terdapat empat kata kunci dalam mengembangkan tren pasar perikanan menuju Indonesia Emas 2045. Kata kunci ini adalah pengembangan hasil perikanan berdasarkan fungsi kesehatan, aspek keberlanjutan, ekonomi biru dan hijau, serta kesesuaian dengan standar.

“Isu pangan yang terkait dengan fungsi kesehatan seperti food claim, pangan fungsional, dan superfood akan terus berkembang. Teknologi hijau inovatif yang dapat memanfaatkan by products misalnya, dapat meningkatkan nilai tambah bila dikonversi menjadi produk berbasis kesehatan sehingga dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif,” terangnya dalam Kuliah Umum Program Magister Manajemen Perikanan 2023 Universitas Terbuka bertajuk ‘Trend Produk Olahan dan Pasar Perikanan Menuju Indonesia Emas 2045’ (12/4).

Ia menambahkan, begitu juga dengan aspek keberlanjutannya dalam kondisi daerah tropis, Indonesia masih menghadapi angka kehilangan pangan. Regulasi yang harus dipacu harus mendorong pemanfaatan by product, sehingga akan menurunkan angka kehilangan.

“Standarisasi on farm dan off farm adalah keharusan, final product yang minimal sesuai standar yang ditetapkan karena Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terutama di Eropa, Asia dan Amerika yang mengalami shifting konsumsi daging merah ke daging putih dari perairan,” lanjutnya.

Menurutnya, produktivitas perikanan mesti digenjot bersamaan dengan kampanye positif dan edukasi pada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa yang cenderung masih rendah.

“Contoh komersil pengolahan hasil perikanan menjadi pangan fungsional adalah ikan kayu asap dari Jepang yang mengandung oligopeptida. Produk ini memiliki klaim fungsi khusus yang berkaitan dengan aspek kesehatan,” imbuhnya.

Ia menekankan, Indonesia harus mencontoh Jepang dalam memanfaatkan sumber daya perikanan yang luar biasa dengan teknologi tradisional. Terlebih tipologi pengolahan tradisional hasil perikanan di Indonesia masih bersifat turun-temurun. 

“Sifatnya khas daerah dan unik, menjadi bagian penting untuk kita angkat derajatnya dengan sentuhan teknologi dan sains sehingga mampu menjadi pangan yang memiliki nilai gizi luar biasa, good flavor, dan high digestibility, bobot molekul rendah dan seasoning atau bercita rasa tinggi,” jelasnya.

Dikatakan Prof Joko, baik by product maupun metabolit sekunder dari hasil perikanan juga perlu dimanfaatkan lebih lanjut untuk meningkatkan fungsi kesehatannya. Namun, hal itu membutuhkan studi mendalam atas perannya dalam aktivitas biologis manusia.

Pemanfaatan ini, kata dia, juga harus beriringan dengan aspek keberlanjutan dan regulasinya serta ketertelusurannya dari hulu ke hilir. Pengawasan dalam penanganan limbah selama proses pengolahan sampai produk dapat menurunkan angka kehilangan.

“Pemrosesan limbah dilakukan dengan mengamankannya melalui rantai dingin dan proses yang terkendali untuk menurunkan angka kehilangan,” pungkas Prof Joko. (MW/Rz)