Konsep Nusantaranomics Gagasan Guru Besar Ekonomi Politik IPB University Menginspirasi Pemikir-pemikir Indonesia

IPB University bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan Lingkar Kajian Ekonomi Nusantara (LKEN) menyelenggarakan Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics, di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, (27/2).
Nusantaranomics merupakan bentuk pembangunan yang digagas oleh Guru Besar Ekonomi Politik IPB University, Prof Didin S Damanhuri. Pembangunan ini menggunakan pendekatan ekonomi lokal untuk mendorong pembangunan ekonomi-politik Indonesia. Gagasan ini berbasis potensi dan kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah.
“Saya yakin setiap daerah memiliki kekuatan ekonominya masing-masing, tentunya yang identik dengan budaya maupun kehidupan sosialnya. Kekuatan itulah yang perlu dikembangkan sehingga menjadi salah satu penopang ekonomi nasional,” katanya.
Bila diimplementasikan, katanya, konsep Nusantaranomics disebut akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas delapan persen.
Temuan terbarunya juga mengungkapkan ekonomi lokal ternyata telah memiliki resiliensi perekonomian yang baik di daerah masing-masing. Ketangguhan lokal ini mampu menopang perekonomian nasional di kala krisis ekonomi tahun 1998 silam dan pandemi COVID-19.
Prof Didin mengungkapkan konsep Nusantaranomics akan lebih memprioritaskan ekonomi lokal seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) walau belum resmi diadopsi. "Saya percaya perekonomian daerah mempunyai resiliensi di dalam ketahanan ekonomi yang bukan hanya bisa menjadi jangkar ekonomi daerah, melainkan jangkar bagi ekonomi nasional," ungkapnya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang diwakili Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Dr Teguh Setyabudi menyambut baik pengembangan konsep pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal ini. Hal ini telah sejalan dengan upaya pemerintah dalam proses pengembangan ekonomi lokal. Yaitu melalui peningkatan kualitas pekerja melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya pekerja, pengembangan kelembagaan, penetapan keunggulan kompetitif dengan memperhatikan berbagai faktor.
“Termasuk pengembangan pengetahuan terkait faktor pendorong kegiatan perekonomian di masing-masing daerah dan mengembangkan inovasi baru berbasis teknologi telekomunikasi,” kata Teguh.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan Nusantaranomics dapat menjadi pondasi bagi pertumbuhan lokal dan kontribusi Indonesia dalam menaikkan daya saing secara global.
“Di tengah gencaran konsep ala Barat, Indonesia harus memiliki konsep pembangunan ekonominya sendiri. Di saat yang sama, kita saat ini juga makin merasakan bahwa pemikiran yang berbasis realitas masyarakat (lokal) yang memiliki perbedaan sejarah ini kompatibilitasnya relatif kurang pas dengan apa yang terjadi di Indonesia,” kata Prof Arif.
Pada acara yang dihadiri oleh lebih dari 500 peserta yang terdiri dari kepala daerah, akademisi hingga mahasiswa tersebut, Prof Arif Satria menyebut, gagasan Nusantaranomics oleh Prof Didin S Damanhuri dapat menjadi sumber pencerah bagi pemikir-pemikir ekonomi di Indonesia.
“Saya yakin dengan adanya gagasan ini akan semakin menyemarakkan, menginspirasi pemikir-pemikir di Indonesia untuk yakin bahwa kita memiliki model kepercayaan sendiri untuk mengkonstruksi model perekonomian Indonesia sendiri. Tidak lagi terjebak dengan mengagungkan pemikiran-pemikiran Barat karena sejatinya orang Barat juga tidak tahu apa yang ada di Indonesia,” pungkas Prof Arif. (MW/Zul)