IPB University Ikut Meriahkan Car Free Day Komisi Informasi Pusat

IPB University Ikut Meriahkan Car Free Day Komisi Informasi Pusat

ipb-university-ikut-meriahkan-car-free-day-komisi-informasi-pusat-news
Berita

Saya Berhak Tahu, Anda Berhak Tahu, Kita Berhak Tahu. Yel-yel ini disampaikan oleh seluruh peserta Car Free Day yang digelar Komisi Informasi Pusat (KIP) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) di Jakarta, Minggu (3/11).

Di bawah komando Komisioner Bidang Penelitian dan Dokumentasi KIP, Romanus Ndau Lendong acara ini berjalan sangat meriah.

Acara ini merupakan peringatan Hari Hak Untuk Tahu yang digelar setiap tahun oleh KIP, kali ini dengan mengusung tema “Merajut Kebangsaan dengan Keterbukaan Informasi”.

Menurutnya keterlibatan berbagai lembaga publik dalam acara ini menandakan bahwa informasi itu sangat penting yaitu informasi yang terkait dengan kepentingan publik bukan informasi pribadi. “Kalo Anda berhak tahu artinya kalau ada yang Anda tidak paham atau ragu-ragu, bertanyalah kepala KIP, Kominfo, atau kemana saja sumber informasi itu berada. Jangan suka bercerita, karang-karang cerita tentang pemerintah, kejaksaan, badan publik apapun. Yang betul adalah bertanyalah kepada yang memiliki informasi,” ujarnya.

Bambang Sigit Nugroho, SH, MSi, Plt. Sekretaris Komisi Informasi Pusat dalam sambutannya menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan komitmen bersama dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik. “Harapannya hari ini selain mensosialisasikan keterbukaan informasi, kita ingin masyarakat bisa tahu tentang hak-hak untuk memperoleh informasi,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti memberikan sambutannya tentang filosofi tarian Saman yang disajikan dalam acara tersebut sebagai sebuah simbol merajut kembali kebangsaan Indonesia yang membutuhkan konsentrasi dan kekompakan yang tinggi. “Indonesia mempunyai banyak sekali kekayaan budaya, lebih dari 400 etnis dan lebih dari 700 bahasa daerah. Dalam merajut kebangsaan, Indonesia ini seolah-olah selembar kain yang terdiri dari puluhan ribu atau jutaan benang dipintal menjadi satu yaitu Indonesia. Berbagai suku, banyak agama, ras dan golongan. Dengan merajut kebangsaan ini maka Indonesia menjadi semakin kuat, dan kita nomor satu harus mencintai budaya Indonesia. Komisi Informasi Pusat melalui budaya ini ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa semua masyarakat mempunya hak untuk tahu, mengetahui apa yang dilakukan badan publik termasuk pemerintah, DPR, MPR dan lain sebagainya,” pungkasnya. (YDI/ris)