Kampus IPB University Deklarasikan Komitmen Kebangsaan dalam Acara Bincang Seru Mahfud

Rektor IPB University, Dr Arif Satria bersama Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), Ketua Senat Akademik (SA), Ketua Dewan Guru Besar (DGB), Ketua Himpunan Alumni IPB dan Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (KM) IPB disaksikan oleh Prof Dr Mahfud MD menandatangani Deklarasi Komitmen Kebangsaan di hadapan ribuan mahasiwa, dosen dan tenaga kependidikan pada acara Bincang Seru Mahfud yang bertajuk “Inspirasi, Kreasi dan Pancasila” di Grha Widya Wisuda Kampus (GWW) IPB Dramaga Bogor, Senin (14/10/2019).
Deklarasi Komitmen Kebangsaan dibacakan oleh Rektor bersama-sama dengan Ketua Majelis Wali Amanat, Ketua Senat Akademik (SA), Ketua Dewan Guru Besar (DGB), Ketua Himpunan Alumni IPB dan Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (KM) IPB berbunyi sebagai berikut:
KOMITMEN KEBANGSAAN IPB
Sejak berdiri, IPB dikenal sebagai rumah kebhinekaan yang saling hormat menghormati tanpa membedakan suku, ras, agama, dan latar belakang sosial. Menyikapi perkembangan situasi tanah air dan perkembangan yang terjadi di internal IPB, Keluarga Besar IPB yang terdiri atas Pimpinan Organ IPB, Ketua Himpunan Alumni dan Presiden Mahasiswa KM IPB, dengan ini menyampaikan komitmen kebangsaan sebagai berikut:
1. IPB bertekad untuk terus menjaga jati dirinya sebagai rumah kebhinekaan bagi setiap insan akademik yang bernaung di bawah IPB;
2. IPB tidak memberikan ruang sedikit pun untuk berkembangnya paham, pemikiran dan aliran terlarang, serta radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang dapat mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Menyerukan kepada seluruh sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB untuk fokus pada pengembangan kegiatan tridharma dan menghasilkan karya-karya inovatif untuk kejayaan bangsa dan negara;
4. Menyerukan kepada seluruh sivitas akademika, tenaga kependidikan dan alumni IPB agar bersatu padu dan terus memupuk kebersamaan dan memberikan sumbangsih bagi kejayaan bangsa Indonesia melalui bidang kerja yang ditekuni;
5. Menegakkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan-peraturan di IPB bagi sivitas akademika dan tenaga kependidkan secara konsisten, serta memberikan sanksi yang tegas sesuai ketentuan yang berlaku kepada siapa pun yang melakukan pelanggaran.
Lima tamu spesial yang meramaikan acara kolaborasi IPB University dan MMD Initiative ini antara lain Prof Dr. Mahfud MD, Arie Kriting, Cak Lontong, Ayu Kartika Dewi, dan Addie MS.
Dr Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutannya menyampaikan, “Kemajuan sebuah bangsa karena satu hal, yang pertama karena inspirasi, inovasi dan integritas. Inspirasi adalah proses bagaimana cara mengubah orang lain menuju kemajuan. Sehingga inspirasi yang baik harus ditopang dengan adanya kreasi. Yang kedua adalah inovasi. Inovasi berkomitmen untuk terus berinovasi, inovasi-inovasi IPB tidak mungkin tumbuh tanpa adanya integritas. Integritas inilah yang akan membangun kepercayaan sehingga dengan mudah untuk berkolaborasi. Dengan prinsip ini, di tahun 2023 IPB University bertekad untuk menginspirasi dunia,” terangnya di hadapan lebih dari 3.000 mahasiswa yang memadati GWW Kampus IPB Dramaga.
Dr Arif Satria menambahkan bahwa integritas yang dituju harus dibangun dengan nilai-nilai terutama pada nilai-nilai ketuhanan. “Mari semua mahasiswa untuk menggali inovasi yang didasari nilai-nilai integritas dan nilai-nilai pancasila yang kita anut bersama. Asrama mahasiswa adalah tempat untuk membangun komunikasi lintas budaya yang dapat merekatkan bagsa. Sehingga tidak dipertanyakan lagi komitmen Indonesia untuk merawat kebangsaan, IPB solid untuk terus maju membangun bangsa, ” tandas Rektor.
Prof Mahfud MD dalam paparannya menegaskan, “Tanpa kemerdekaan kita tidak akan pernah maju. Kita bisa menjadi kita seperti sekarang ini karena kemerdekaan yang kita raih. Sekarang ini kita sedang menuju Indonesia Emas 2045. Kita harus kurangi kemiskinan itu dari waktu ke waktu. Wajah Indonesia Emas akan dicapai pada tahun 2045. Pada tahun 2036, bonus demografi akan mencapai pada puncaknya yang akan mendukung adanya Indonesia emas itu. Keberagaman yang sebenarnya bisa jadi modal kita untuk maju,” terang Prof Dr Mahfud.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menambahkan bahwa Tuhan itu Maha Pluralis, juga Maha Toleran, Tuhan jualah yang menciptakan perbedaan itu agar kita bisa maju bersama. Kita harus bekerja di dalam kerangka itu, sehingga kita bisa merdeka itu setelah bersatu dulu. Jika ingin melewati jembatan tersebut , maka jagalah persaudaraan. “Hindari ujaran kebencian yang bisa menyebabkan permusuhan sehingga tidak bisa bersatu. Kalau anda bertuhan tentu tidak akan melakukan itu,” tambahnya.
Adapun diskusi yang diselenggarakan mengundang narasumber antara lain Dr Ir Drajat Martianto, Ayu Kartika Dewi, dan Arie Kriting.
“IPB bukan sarang radikal. IPB itu kampus kebhinekaan kalau kita berbicara sejak berdirinya sampai dengan sekarang. Kami selalu melakukan upaya untuk mewujudkan hal tersebut,” ujar Dr Drajat Martianto, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University.
Ayu Kartika Dewi yang dikenal sebagai pelopor Sabang Sampai Merauke, sebuah program pertukaran pelajar untuk mereka yang tinggal di daerah yang beda tempat dan agama menandaskan, “Upaya kami menggagas program tersebut adalah untuk menjaga toleransi. Kalau sudah ketemu itu biasanya persepsinya akan utuh, dan kita perlu memahami bahwa toleransi itu sampai tahap melindungi.”
Lain halnya dengan Arie Kriting yang menceritakan pengalamannya ketika mengalami diskriminasi. “Indonesia negara yang merdeka dan saya tidak takut berbicara di negara yang merdeka. Indonesia adalah bangsa yang lebih maju dibandingkan bangsa lainnya, kenapa? Karena Amerika serikat yang maju saja masih belum bisa untuk saling toleransi terhadap hal-hal terkait ras. Indonesia sejak pertama kali kita merdeka pada tahun 1945 memposisikan kita semua setara,” ungkapnya yang sontak dimeriahi oleh tepuk tangan dari mahasiswa. (SMH/SN)