Mahasiswa IPB University: Kombinasi Teh Putih, Teh Hitam dan Teh Hijau Atasi Kanker Payudara

Teh merupakan tanaman yang banyak dikenal serta dibudidayakan oleh masyakarat dunia termasuk Indonesia. Senyawa kimia polifenol yang terdapat pada daun teh berperan dalam aktivitas antikanker. Hal ini terdapat pada literatur yang menunjukkan bahwa polifenol pada ekstrak daun teh mempunyai efekpenghambatan pembentukan dan perkembangan tumor pada organ yang berbeda.
Berdasarkan jenisnya, teh terbagi menjadi empat jenis yaitu teh putih, teh hitam, teh hijau dan teh oolong. Teh putih adalah salah satu jenis teh yang produksinya masih sangat minim, sehingga penggunaannya dalam penelitian perlu diformulasikan dengan teh hitam dan teh hijau yang mempunyai produksitinggi.
Mahasiswa IPB University dari Program Studi Biokimia yaitu Ainul Mardhiyah, Rahmania Sonda, dan Harfi Wahyu Laela membuat Three Tea, gabungan tiga teh untuk antikanker. Riset mereka yang berjudul “ThreeTea: Formula Teh Putih, Teh Hitam dan Teh Hijau (Camellia sinensis L.) dan Potensinya sebagai Antikanker yang masuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019 ini dibimbing oleh Dr Ir Akhmad Endang Zainal Hasan, MS dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB University.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi formula ekstrak teh putih, teh hitam dan teh hijau terhadap Saccharomyces cerevisiae sebagai organisme model dan pengaruh formula optimumnya terhadap aktivitas sel kanker MCF-7 (Michigan Cancer Foundation-7). MCF-7 merupakan sel satu lapis yang menyerupai sel epitel dan diambil dari tempat efusi pleural metastasis pada penderita kanker payudara.
Sel MCF-7 merupakan sel kanker yang tahan terhadap berbagai perlakuan seperti kemoterapi dan mutasi caspase-3. Sehingga salah satu cara yang dapat menghambat sel tersebut adalah penghambatan dengan proliferasi sel.
Saccharomyces cerevisiae adalah organisme model yang dapat digunakan untuk penelitian dasar biologi sel eukarotik. Penggunaannya sebagai organisme model karena sel khamir dapat dengan cepat membelah dan pertumbuhan serta pembelahannya dapat dikendalikan secara efektif oleh kondisi lingkungannya. Penggunaan model organisme dalam penelitian antikanker didasari prinsip bahwa senyawa yang diuji dapat menghambat pertumbuhan S. Cerevisiae pada media tumbuhnya.
“Dari hasil uji aktivitas sel kanker MCF-7 dengan formulasi ekstrak teh, menghasilkan formula dengan aktivitas penghambatan sel kanker MCF-7 tertinggi adalah formula dengan 100 persen teh hijau dengan penghambatan sebesar 97.56 persen,” jelas Ainul Mardhiyah selaku Ketua Kelompok PKM.
Selain itu hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam International Journal of Pharmacy agar dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian terkait antikanker dengan menggunakan teh. International Journal of Pharmacy merupakan salah satu jurnal internasional yang telah terindex Scopus dalam kriteria rangking Q3. (YDI/Zul)