Mahasiswa IPB University Ciptakan Tenda Darurat Pintar Bertenaga Panel Surya, Sediakan Energi Listrik di Tempat Bencana

Mahasiswa IPB University Ciptakan Tenda Darurat Pintar Bertenaga Panel Surya, Sediakan Energi Listrik di Tempat Bencana

mahasiswa-ipb-university-ciptakan-tenda-darurat-pintar-bertenaga-panel-surya-sediakan-energi-listrik-di-tempat-bencana-news
Riset

Mahasiswa IPB University menciptakan Tenda Darurat Pintar Bertenaga Panel Surya (TEDAPIS) sebagai solusi penyediaan energi listrik bagi korban bencana alam. TEDAPIS merupakan karya mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB University dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM- KC). Tim TEDAPIS terdiri dari Aldi Destia Lesmana sebagai ketua kelompok, Astri Wahyuningtyas, Rohul Rizki Mubaroq Hartman. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Irzaman, M.Si.

Aldi Destia Lesmana dan tim membuat karya ini karena ingin berkotribusi  dalam membantu dan memberikan pertolongan bagi korban bencana alam yang ada di Indonesia. Inovasi ini diharapkan dapat memudahkan dan memberikan bantuan secara cepat dalam keadaan darurat bagi korban bencana alam dengan menciptakan alat yang terintegrasi piranti pintar. “Berdasarkan hal tersebut diperlukannya suatu teknologi baru dalam penghasil energi darurat menggunakan energi cahaya matahari yang mudah didapatkan para pengungsi korban bencana alam. Maka dari itu dilakukanlah penelitian rancang bangun tenda pengungsian dengan panel surya terintegrasi piranti pintar bernama “TEDAPIS (Tenda Darurat Pintar Bertenaga Panel Surya),” jelas Aldi.

Aldi Destia Lesmana menyampaikan diantara banyak sumber energi terbarukan yang mudah didapat, energi matahari memiliki potensi yang paling menjanjikan. “Energi matahari atau energi surya adalah sumber energi yang berasal dari cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi. Rata-rata energi diterima bumi oleh matahari sebesar: 3 X 1024 Joule setahun atau sekitar 10 ribu kali konsumsi energi dunia saat ini. Hal ini menjadikan sumber energi surya kandidat terbaik sebagai sumber energi dalam keadaan darurat bencana,” kata Aldi.

Menurut Aldi, proses kerjanya energi listrik yang didapatkan TEDAPIS berasal dari penangkapan cahaya matahari melalui panel surya yaitu berupa arus searah Direct Current (DC) yang akan dikonversi arusnya menjad arus bolak balik Alternating Current (AC) 220 Volt 50 Hez menggunakan inverter sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan penerangan tenda, piranti pintar dan penyediaan energi listrik yang akan disimpan di accu sebagai baterai penyimpanan. “Proses pengisian baterai pada accu tersebut akan dikontrol menggunakan controller sehingga tidak akan terjadi kelebihan dalam pengisiannya. Piranti pintar yang sudah terhubung dengan arus listrik dapat segera bekerja untuk mengirimkan bantuan dan komunikasi kepada kontak pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Search And Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia (PMI) daerah setempat dan keluarga yang sudah tersimpan dalam server program TEDAPIS dan mengirimkan titik koordinat lokasi pendirian tenda tersebut,” papar Aldi.

Setelah beberapa saat pihak bantuan menerima pesan darurat yang dikirimkan, maka pihak bantuan akan segera menuju lokasi pendirian tenda tersebut untuk memberikan pertolongan. Selain meminta bantuan kepada pihak luar, kata Aldi, para korban dapat memantau suhu dan kelembaban tenda dengan adanya sensor suhu dan kelembaban yang bisa dipantau pula oleh posko pusat untuk segera memberikan bantuan saat suhu ruangan tenda rendah.

Penerangan pada TEDAPIS dapat dijalankan secara otomatis karena adanya sensor cahaya yang terhubung dengan relay dua channel sebagai pengontrol pada lampu. Kinerja dari piranti pintar dapat dimonitor melalui website yang dapat di akses melalui smartphone menggunakan jaringan Wifi lokal yang terhubung dengan Raspberry Pi 3 sebagi server.

Website  pada TEDAPIS dapat digunakan untuk mengirimkan pesan ke pihak luar, melihat pesan balik dari pihak bantuan, riwayat suhu dan kelembaban, memonitor keadaan untuk setiap tenda dan melihat kondisi lampu untuk penerangan.

Perangkat TEDAPIS dilengkapi buku panduan singkat tata cara pemasangan tenda serta elektroniknya. “Kerangka besi dan terpal pada TEDAPIS dimodifikasi, agar memudahkan dalam proses pemasangan seperti adanya tanda serta kode pengenal tertentu di tiap batang besinya. Proses perakitan besi yang sambung-menyambung dan kait-mengait serta bahan besi  yang relatif lebih ringan dibandingkan tenda pengungsian biasanya. Terpal pada TEDAPIS dapat dipasang dengan memasangkan secara langsung tanpa bingung memberikan patok dengan tali yang banyak. Perangkat elektronik pada Tedapis sudah ditempatkan dalam tas khusus dalam satu tempat sehingga tidak perlu memindahkan perangat elektronik tersebut, perangkat elektronik tersebut dapat dirangkai di dalam tas TEDAPIS dan dihubungkan ke perangkat TEDAPIS lainnya. Piranti pintar yang dibuat juga ditempatkan dalam box hitam kecil khusus yang portable yang ditempatkan dalam tas TEDAPIS pula. Proses pemasangan Tedapis dapat dilakukan 1-2 orang,” kata Aldi.

Keunggulan TEDAPIS ini dapat memperoleh energi listrik yang berasal dari panel surya untuk keperluan penerangan, piranti pintar, penyedian energi listrik untuk beberapa perangkat elektronik. Piranti pintar yang dapat digunakan untuk mengirimkan pesan serta titik koordinat lokasi pendirian tenda darurat kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Search and Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia (PMI) daerah setempat. Selain itu informasi keadaan kesehatan keluarga, melihat suhu dan kelembaban di dalam tenda, menyalakan lampu secara otomatis dengan bantuan sensor cahaya untuk membaca kondisi pencahayan luar tenda. (dh/ris)