Mahasiswa IPB Temukan Alat Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Minyak Sawit

Mahasiswa IPB Temukan Alat Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Minyak Sawit

mahasiswa-ipb-temukan-alat-tingkatkan-kualitas-dan-kuantitas-minyak-sawit-news
Prestasi

Terdapat permasalahan besar yang biasanya terjadi pada usaha perkebunan kelapa sawit, salah satunya dalam kegiatan pemanenan, yakni proses pengutipan brondolan sawit yang tidak sesuai prosedur dan kebanyakan tidak dilaksanakan. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas produksi minyak kelapa sawit. Terlebih pengutipan brondolan sawit masih menggunakan cara manual dan kadangkala para pekerja  menggunakan alat garuk atau sekop untuk mengambil brondolan sehingga melukai sawit (asam lemak bebas meningkat) dan membawa banyak kontaminan (pasir, serasah, tanah), sehingga menurunkan rendemen minyak sawit Crude Palm Oil/CPO.

Berdasarkan permasalahan ini, lima mahasiswa IPB University  membuat inovasi dengan menciptakan sebuah alat pengutip brondolan sawit berbasis roller dengan spiral baja yang berlapis silicon rubber (pembawa/membuat brondolan sawit menempel dan masuk ke penampungan). Mereka adalah Tegar Nur Hidayat, Sanhaji, Dikki Hendra Pratama, Affan Afrizal Gani, Maulana Malik Yusuf, mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University.

“Inovasi alat ini untuk menjawab tantangan karena hingga saat ini belum ada yang bisa membuat mesin pengutip brondolan yang dapat bekerja optimal serta digunakan oleh perkebunan sawit. Adapun alat yang kami telah rancang yaitu MICCO BRO (Ergonomic Collector for ‘Brondolan). Alat ini memiliki kemampuan sebagai pengutip brondolan sawit yang cepat, efektif dan bersih dari ikutnya kontaminan disertai desain yang kompak, selain itu alat ini juga memiliki gagang yang dapat disesuaikan,” terang Tegar sebagai Ketua tim.

Adapun biaya total yang digunakan untuk pembuatan MICCO BRO terhitung murah, terlebih kegunaannya yang sangat dibutuhkan. “MICCO BRO ini dapat pula menjawab tantangan terhadap isu pada industri kelapa sawit yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Dengan adanya MICCO BRO para pekerja lebih mudah mengutip brondolan dengan efektif dan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga tidak perlu mempekerjakan anak-anak,” tambahnya.

Dengan inovasinya, Tegar bersama dengan teman-temannya meraih pendanaan dari Tanoto Foundation dalam ajang Tanoto Student Research Award (TSRA). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menghimpun dan mendukung karya-karya kreatif mahasiswa. Tegar bersama dengan timnya meraih juara 1 dalam ajang TSRA pada tanggal 13 Juni 2019 tingkat IPB. “Kami Bersyukur, bangga, dan  merasa harus banyak berterimakasih atas pendampingan dan bimbingan Dr. Radite Setiawan,” ungkapnya. Tentunya Tegar bersama dengan tim mendapatkan beberapa tantangan, mereka mengakui bahwa tantangan yang harus mereka lewati adalah waktu yang sempit serta sangat banyak trial dan error agar didapatkan hasil yang tepat dengan detail alat yang cukup rumit.

Tegar dan rekan-rekannya berharap agar inovasinya dapat dipublikasi secara massal sehingga dapat diterapkan di banyak perkebunan sawit. “Untuk inovasi  ini telah kami submit berupa pengajuan paten untuk  invensi alat pengutip brondolan sawit, dan kami juga telah menjalin kemitraan dengan PTPN VIII Cikasungka agar inovasi ini dapat diterapkan sebagaimana fungsinya,” tutupnya. (SM/ris)