Alumni Asal Minang IPB Bahas Program Pererat Kekeluargaan Sesama Rantauan

Alumni Asal Minang IPB Bahas Program Pererat Kekeluargaan Sesama Rantauan

alumni-asal-minang-ipb-bahas-program-pererat-kekeluargaan-sesama-rantauan-news
Berita

Seperti tahun sebelumnya, alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Minang yang tergabung dalam PAPMM (Perkumpulan Alumni Pelajar dan Mahasiswa Minang) IPB kembali mengadakan pertemuan sebagai ajang silaturahim yang dikemas dalam acara Buka Puasa Bersama, Sabtu (11/5) di Hotel Salak the Heritage, Bogor. Kegiatan yang  dihadiri para alumni IPB asal Minang mulai dari angkatan 1970-an. Turut hadir juga   mahasiswa IPB asal Minang.

Sekjen PAPMM, Dr. Zulfikal Adil menyampaikan rasa gembiranya pertemuan ini dapat berlangsung dan dihadiri berbagai generasi. Acara yang dirancang untuk mempertemukan lintas angkatan ini juga digunakan untuk memperkuat berbagai program-program IPB terkait kesejahteraan dan kondisi sosial mahasiswa IPB asal Minang. Ketua PAPMM, Prof. Dr. Erliza Hambali menyampaikan program utama PAPMM selain program tahunan alumni IPB asal Minang. “Program-program andalan yang saat ini terus dilakukan adalah  Program GAKA (Gerakan Kakak Asuh),  Program GEZA (Gerakan Sedekah Alumni), Program pendampingan asrama dan   program promosi inovasi dan produk Sumatera Barat di Toronto,” kata Prof. Erliza.

Lebih lanjut Prof. Erliza menjelaskan, Gerakan Kakak Asuh adalah sebuah program pendampingan bagi mahasiswa IPB asal Minang yang memerlukan pendampingan baik bidang pendidikan, ekonomi, maupun sosial. Gerakan secara khusus berguna untuk membantu para mahasiswa IPB yang perlu pendampingan karena banyak mahasiswa IPB asal Minang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Sementara GESA (Gerakan Sedekah Alumni), program ini diperuntukkan sebagai program beasiswa bagi mahasiswa IPB asal Minang yang memerlukan bantuan biaya pendidikan.  Bantuan dapat diberikan saat awal masuk IPB yang sering tidak mampu membayar Uang Kuliah Tunggal  (UKT), beasiswa ataupun bantuan sosial ketika sakit atau ada yang meninggal.  Dalam kesempatan ini disampaikan bahwa GESA yang sebagian besar dari donatur alumni IPB yang bekerja sama dengan BMT Muamalat, terus diperkuat, karena manfaatnya yang sangat terasa bagi mahasiswa.

Program lainnya yaitu pendampingan kehidupan di asrama mahasiswa Minang dalam kaitannya dengan pendampingan sosial. Orang Minang memegang prinsip Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah.  Makanya setiap tata perilaku dan budi pekerti mahasiswa Minang harus berpedoman pada agama, dan agama dasarnya adalah kitabullah.  Dengan sendirinya, tidak ada pilihan masyarakat Minang di rantau terutama mahasiswa juga harus paham hidup bermasyarakat dengan mendalalami nilai-nilai agama.  Salah satu program yang sudah dijalankan adalah kegiatan pengajian rutin minggu pagi di asrama yang dikoordinir Dr. Taufik Yatna yang juga dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,  IPB.

Program keempat yaitu rencana promosi PAPMM ke Toronto Kanada untuk program promosi produk  dan inovasi daerah. Beberapa produk unggulan mayarakat Minang terutama kuliner akan hadir dalam promosi yang dikemas dalam pameran tersebut. Dalam lawatan ini juga diharapkan sebagai salah ruang untuk memperkuat jaringan alumni IPB asal Minang dengan Kanada dalam banyak hal.

Acara silaturahim dan buka bersama juga dilengkapi dengan tausiyah sebelum berbuka dari Dr. Taufik Yatna. Dalam pesannya Dr. Taufik menyampaikan pentingnya literasi dalam hidup dirantau. Islam mengajarkan interaksi dengan akhlak menurut filosofi Minang yaitu masyarakat. Masyarakat Minang dirantau tidak boleh kehilangan jati diri sebagai masyarakat yang selalu dekat dengan Al Quran. Begitu juga para alumni Minang harus mampu menjadi penggerak kehidupan yang berkepribadian Al Quran. (yon/msp/ris)