Pengelolaan SDGs IPB Masuk Top 100 Times Higher Education University Impact Rangking 2019

Pengelolaan SDGs IPB Masuk Top 100 Times Higher Education University Impact Rangking 2019

pengelolaan-sdgs-ipb-masuk-top-100-times-higher-education-university-impact-rangking-2019-news
Prestasi

"Times Higher Education (THE) University Impact Rankings yang baru diumumkan 3 April 2019, menempatkan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada jajaran 100 besar dunia untuk tiga tujuan dan indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Yakni pada SDG#9 Industry, Innovation and Infrastructure, IPB berada pada ranking 78 dunia dan ranking 2 Indonesia, SDG#12 Responsible Consumption and Production, IPB berada pada Ranking 74 dunia dan ranking 2 Indonesia dan SDG#13 Climate Action, IPB berada pada ranking 80 dunia dan ranking 1 Indonesia. Selain itu terdapat dua tujuan dan indikator SDGs yang termasuk dalam peringkat 101-200, yaitu: SDG#5 Gender Equality (IPB peringkat 2 di Indonesia) dan SDG#11 Sustainable Cities and Communities (IPB peringkat 1 di Indonesia), " demikian ungkap Ketua Tim Taskforce World Class University (WCU) IPB, Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi.

“Secara keseluruhan, IPB berada pada urutan 201-300 secara global dari sekitar 560 perguruan tinggi yang menyampaikan dokumen usulan untuk diverifikasi oleh komite penilai THE yang berbasis di London, Inggris, " jelasnya.

Prof. Dr. Iskandar Zulkarnaen Siregar, Direktur Program Internasional IPB menambahkan,

sistem perangking yang baru ini, dikembangkan tidak hanya melihat output riset seperti jumlah publikasi internasional yang dipandang bias. Tetapi juga aspek stewardship seperti penggunaan sumberdaya yang dimiliki secara adil dan seimbang serta aspek outreach yang mencakup pelibatan stakeholder dalam bekerjasama dari program dan kegiatan yang dilaksanakan suatu perguran tinggi dengan berbasis bukti (evidence), sehingga dampaknya terlihat dan dapat diukur dari kriteria SDGs yang digunakan.

Rektor IPB, Dr Arif Satria, mengatakan bahwa metodologi pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga independen tersebut baru pertama kali dilakukan dan secara hasil IPB memperlihatkan kinerja yang konsisten, baik pada level nasional maupun global. 

“Dalam hal inovasi, IPB terus mendorong proses bisnis yang kondusif dan menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung. Selama dua tahun berturut-turut (2017-2018) IPB mendapatkan penghargaan Widyapadhi dari Kemenristekdikti. Penghargaan Widyapadhi merupakan anugerah untuk mengapresiasi prestasi perguruan tinggi dalam membangun sistem inovasi melalui penguatan kebijakan, kelembagaan, sumber daya, dan jaringan inovasi untuk menghasilkan produk inovasi. Salah satu infrastruktur yang saat ini sedang dikembangkan adalah IPB Science Techno Park yang mendapatkan dukungan dari Kemenristekdikti dan pendanaan Sukuk.  Selain itu, IPB juga telah mempersiapkan payung hukum insentif bagi para inventor, sehingga pembagian manfaat berupa royalti dapat diimplementasikan secara adil dan proporsional,” ujarnya.

Menurutnya, IPB secara konsisten terus melakukan perbaikan program Green Campus maupun pembinaan desa sekitar kampus. IPB juga aktif melakukan riset terkait iklim. Salah satu pusat studi yang sangat aktif diantaranya adalah Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific (CCROM SEAP) yang salah satunya bekerjasama dengan lembaga National Institute for Environmental Studies (NIES), Jepang melakukan kajian terkait dengan penurunan emisi dalam rangka mendukung pemerintah Kota Bogor dengan konsep green city-nya. Pada tahun 2018, IPB berada di peringkat 40 Kampus Hijau Terbaik di dunia berdasarkan UI GreenMetric World University Rankings.

Di level ASEAN, IPB terus berperan aktif dalam riset dan advokasi pencegahan  kebakaran hutan dan lahan melalui pembentukan Regional Fire Management Resource Center — Southeast Asia Region (RFMRC-SEA) di Fakultas Kehutanan IPB. Infrastruktur riset internasional seperti CRC990/EFForTS, REDD+, FOREST 2020 juga merupakan salah satu fokus riset dan terkait erat dengan iklim dalam rangka menyediakan landasan ilmiah bagi penyusunan berbagai strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

IPB juga melalui pusat penelitian unggulan seperti Center for South East Asia Food Agricultural Science and Tecnology (SEAFAST) banyak melakukan riset terkait diversifikasi dan keamanan pangan. Selain itu IPB juga melalui para pemulia di Fakultas Pertanian telah menghasilkan benih padi varietas unggul tipe baru IPB 3S yang lebih produktif dan saat ini sudah digunakan di berbagai provinsi di Indonesia.

Banyak contoh lain kegiatan yang memperlihatkan dampak positif penting yang saat ini sedang terus didokumentasikan oleh IPB yang dapat diakses di portal sustainability IPB (http://sustainability.ipb.ac.id).

“Dengan masuknya IPB pada jajaran universitas global yang fokus tidak hanya pada riset dan pengajaran, tetapi juga kemanfaatan dan dampaknya melalui proses diseminasi program pengabdian pada masyarakat serta hilirisasi inovasi, maka IPB turut serta berkontribusi sejalan dengan Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” tandasnya. (**/Zul)