Ikhtiar Pusat Studi Agraria IPB Melanjutkan Tradisi Kritis Mazhab Bogor

Pusat Studi Agraria (PSA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan seminar Studi Gender dan Agraria bertajuk “Perempuan dan Agraria Belajar dan Bersama Perempuan pada Wilayah Krisis Sosial Ekologis”, di Aula Baehaqi, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (16/11). Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama PSA IPB dengan Sajogyo Institute; Divisi Kependudukan, Agraria dan Ekologi Politik (KARP) Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB; Samdhana Institute dan Akatiga.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan seperempat abad pengabdian dan launching buku Biografi Dr. Satyawan Sunito, yang merupakan scholar-aktivis agraria dan dosen Departemen SKPM Fema IPB. Seminar ini bertujuan untuk memperkaya studi dan gerakan agraria dan gender serta melahirkan berbagai literatur yang kuat, terkait studi agraria dan gender di Indonesia.
Kepala PSA LPPM IPB, Dr. Rina Mardiana mengatakan PSA merupakan ‘kelanjutan’ dari Pusat Kajian Agraria (PKA). Lahir dan hadir atas dasar perjuangan para perintis studi dan gerakan agraria mazhab Bogor.
“Ikhtiar mempercakapkan dan memperluas pengalaman proses belajar dan mendorong perbaikan akan krisis sungguh sangat tepat jika dilaksanakan secara besama-sama antara Pusat Studi Agraria dengan Sajogyo Institute, sehingga secara subtansi arah-ruh dan semangat perjuangan Sajogyo Institute dan PSA LPPM IPB tidak dapat dipisahkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk itu Pusat Studi Agraria LPPM IPB dan Sajogyo Institute memilih tanggung jawab untuk melanjutkan tradisi para perintis studi agraria mazhab Bogor, khususnya studi agraria dan gender. Upaya tersebut tidaklah berlebihan, mengingat histori Prof. Pudjiwati Sajogyo yang telah meletakkan landasan studi wanita di era pembangunan waktu itu. Tentunya upaya Sajogyo Institute dan PSA LPPM IPB merupakan sebuah langkah untuk membangun kembali studi-studi agraria dan gender.
Rencana ikhtiar membangun kembali tradisi studi agraria dan gender kritis akan dilaksanakan dalam tiga hal kegiatan utama. Pertama, menghidupkan kelompok belajar (Studies group) studi agraria dan gender di berbagai situs penelitian Sajogyo Institute dan PSA LPPM IPB. Kedua, memberikan layanan bagi gerakan sosial Civil Society Organizations (CSOs) dan sivitas akademika dalam memperkaya prespektif agraria dan gender melaui klinik agraria. Ketiga, membuat jaringan pelajar untuk memperkaya studi dan gerakan agraria dan gender di Indonesia, sehingga aktivis dan sivitas akademika mampu melahirkan literatur yang kuat terkait studi agraria dan gender di Indonesia.
Ia menegaskan, kegiatan ini terintegrasi dalam peringatan seperempat abad pengabdian dan launching sebuah buku Biografi Dr. Satyawan Sunito, sebagai insan kampus IPB yang merupakan guru dan dosen bagi pelajar-aktivis studi agraria dan gender. Dr. Satyawan Sunito merupakan guru dan pembelajar yang aktif mengajar di Departemen SKPM Fema IPB. Ia sangat konsen-intens mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mempelajari agraria dan gender.
Acara ini dirangkai dengan pemaparan materi oleh tiga narasumber yang terdiri dari dosen Departemen SKPM Fema IPB, Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, MS, dengan tema, “Menemu-kenali Pemikiran Kritis Prof. Pudjiwati Sajogyo terhadap Studi Wanita (Perempuan/Gender); Ketua Program Studi Kajian Gender Universitas Indonesia, Mia Siscawati, PhD dengan tema “Perkembangan Teori Gender dan Agraria Lingkungan; dan peneliti feminis di Institusi Kajian Krisis dan Strategi Pembangunan (Inkrispena), Ruth Indiah Rahayu, M.Fil dengan tema, “Perjalanan Studi dan Gerakan Agraria dan Gender serta Relevansi Temuan Para Perempuan Pelajar”. (Awl)