Mengejar Keunggulan Kuliah di Teknologi Pangan IPB

Mengejar Keunggulan Kuliah di Teknologi Pangan IPB

mengejar-keunggulan-kuliah-di-teknologi-pangan-ipb-news
Berita

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) terakreditasi A oleh lembaga perguruan tinggi nasional, BAN-PT Indonesia. Program studi ini merupakan prodi pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi internasionaldari Institute of Food Technologists (ITP), asosiasi profesi di Amerika Serikat yang beranggotakan ilmuwan hebat dari seluruh dunia, dan Departemen ITP IPB menjadi satu-satunya yang mendapatkan akreditasi tersebut di luar Amerika Serikat.

Departemen (ITP) IPB juga memperoleh akreditasi dari  International Union of Food Science and Technology (IUFoST).Dengan memiliki dua akreditasi internasional, Ketua Departemen ITP, Dr. Feri Kusnandar terpilih sebagai member of HERB-IFT periode 2015-2018 untuk menjadi reviewer proses approval oleh IFT. Hal ini menjadi nilai excellent tersendiri bagi ITP IPB dibanding program studi lain di Indonesia.

Dr. Feri Kusnandar mengatakan, sistem pendidikan ITP IPB telah menggunakan kurikulum internasional. Jumlah pengajar sebanyak 84 persen diantaranya telah bergelar doktor, baik lulusan luar maupun dalam negeri.

Sederet alumni berprestasi telah diluluskan oleh departemen ini, diantaranya Adhi Lukman Siswadi sebagai Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia (GAPMMI) dan Zumi Zola Zulkifli yang menjabat Gubernur Jambi. Prestasi mahasiswa ITP juga sangat gemilang, baik di kancah nasional maupun internasional, antara lain mewakili Indonesia dalam lomba internasional berjudul Developing Solution for Developing Country (DSDC) Competition yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologist Student Association (IFTSA) dan selalu membawa kemenangan setiap tahunnya.

Tak hanya itu, salah satu staf pengajarnya yaitu prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi baru-baru ini terpilih sebagai Vice Chair Codex Alimentarius Commision (CAC) 2017-2019. CAC yang bermakras di Roma, Italia ini merupakan badan di bawah PBB untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin perdagangan pangan yang adil.

Mahasiswa  ITP IPB juga dapat melanjutkan kuliah ke luar negeri, seperti Thailand (Mae Fah Luang University, Prince Songkla University, Kasetsart University), Malaysia (Universiti Putra Malaysia, Universiti Teknologi Mara, Universiti Sains Malaysia), Jepang (Kagawa University, Ibaraki University, Sophia University, Tokyo University of Agriculture and Tech- nology), Jerman (Gottingen University), Austria (Boku University), dan lain-lain.

“Rata-rata sekira 80 persen lulusan ITP IPB bekerja di bidang yang sesuai. Untuk tahap awal akan bekerja di bidang R&D di perpanganan nasional maupun multinasional, serta badan pemerintah  seperti BPOM dengan waktu tunggu kurang dari tiga bulan,” ujar Dr. Feri.

Ia menjelaskan bahwa masalah perpanganan Indonesia bukanlah perkara mudah seperti membalik telapak tangan. “Indonesia kaya, tetapi miskin sumberdaya manusia. Oleh karena itu, Indonesia butuh manusia-manusia cerdas yang mengerti masalah perpanganan. Bukan hanya soal bagaimana pertumbuhan hayati, tetapi juga perkembangan yang lebih manusiawi. ITP IPB telah banyak berpengaruh terhadap perindustrian pangan Indonesia dan dunia,” tandasnya.(SM/NM)