Peneliti Cina Bahas Biomassa di IPB

Peneliti Cina Bahas Biomassa di IPB

peneliti-cina-bahas-biomassa-di-ipb-news
Berita

Peneliti Sun Jianzhong dari Jiangsu University, China di hadapan para mahasiswa peserta The 23rd Tri-U International Joint Seminar and Symposium (IJSS) yang berasal dari tujuh negara, memaparkan  hasil risetnya terkait biomassa yang bisa dimanfaatkan untuk biogas yang ramah lingkungan. Paparannya ini ia sampaikan di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga Bogor, Selasa (25/10).
 
Menurutnya, komposisi biomassa memiliki peranan yang unik dalam putaran karbon di bumi. Tetapi juga sangat diperlukan untuk banyak sistem kehidupan mikroorganisme seperti hewan sebagai pasokan karbohidrat atau perantara penting dalam rantai makanan. “Degradasi biomassa di alam umumnya dianggap proses alami yang dilakukan oleh komunitas mikroba, terutama terdiri dari bakteri dan jamur,” ujarnya.
 
Menurut Sun Jianzhong, meskipun sebagian besar hewan tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan biomassa secara langsung, beberapa hewan pemakan selulosa hidup dengan biomassa sebagai makanan utama, hewan-hewan ini memiliki efisiensi konversi yang luar biasa. Belajar dari kemampuan hewan seperti rayap dan sapi, telah mendorong penelitian ekstensif ke dalam mekanisme bagaimana hewan-hewan ini secara efisien mencerna lignoselulosa struktural dan bandel dalam makanan mereka. Di antara hewan-hewan ini, rayap adalah degrader paling efisien dari selulosa dan mengkonsumsi jumlah terbesar dari biomassa tanaman setiap tahun.

Dikatakannya, saat ini penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi dan meniru berbagai sistem lignocellulosic alami, seperti yang dilakukan rayap atau serangga, atau sistem pemanfaatan biomassa lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai konversi efisien dan pemanfaatan lignoselulosa biomassa untuk bahan bakar dan bahan kimia.
 
Dengan beberapa penyelidikan dan eksplorasi lanjutan, ilmuwan lama terpesona oleh kemampuan rayap untuk mengubah kayu menjadi energi bagi kehidupan. Sebagian besar bisa memajukan dan meningkatkan proses biorefinery saat ini untuk mengkonversi biomassa untuk biofuel. “Dengan gambaran ini, saya berharap para peserta bisa merasakan solusi  ilmiah dari Cina. Selanjutnya saya berharap seluruh dunia dapat memecahkan kesulitan dalam mengembangkan biofuel lignoselulosa,” pungkasnya.(dh)