Guru Besar IPB: Kurangi Dampak Banjir dengan Sodetan di DAS Ciliwung

Guru Besar IPB: Kurangi Dampak Banjir dengan Sodetan di DAS Ciliwung

Prof-Hadi
Berita
Dalam rangka memperingati Hari Air se-dunia, Dewan Guru Besar (DGB) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar jumpa pers di Kafe Taman Koleksi, kampus IPB Baranangsiang, Bogor (21/3). Peringatan Hari Air sedunia tahun ini bertemakan “Water and Jobs: Better Water, Better Jobs”.
Menurut Guru Besar Manajemen Lanskap IPB, Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, semua sungai yang diciptakan Allah SWT selalu berkelok-kelok dan tidak lurus. Ini artinya Allah menginginkan semakin banyak manusia yang bisa akses air. Bayangkan jika sungai diciptakan lurus, maka sedikit sekali yang bisa akses air. Selain itu jika terjadi banjir, air akan cepat sampai ke daerah yang lebih bawah.
Menurutnya, sejak tahun 2015 IPB bekerjasama dengan Monash University dalam skema riset the Australia Indonesia Centre (AIC) untuk melakukan riset tentang air di perkotaan dengan tajuk “Water Sensitive Cities” di wilayah Jabodetabek. Salah satu saran yang disampaikannya adalah perlunya sodetan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
“Pemerintah daerah di Jabodetabek perlu membuat sodetan atau coakan yang berfungsi sebagai tempat parkir air guna mengurangi dampak banjir akibat sungai meluap,” ujarnya.
Sungai ini mengalir sepanjang 117 kilometer dari Kabupaten Bogor sampai Jakarta Utara. Daerah Aliran Sungai Ciliwung sejak 1978 mengalami tekanan berupa pengurangan luas tutupan hutan dan badan air. Pada 1978, tutupan hutan seluas 5.616 hektar dan badan air seluas 675 hektar. Kini, tersisa tutupan hutan seluas 5.175 hektar dan badan air seluas 581 hektar.
“Dari 117 kilometer panjang Sungai Ciliwung, sepanjang 80 kilometer di antaranya relatif datar. Di setiap kilometer bisa dibuat sodetan dan kolam retensi berdimensi panjang 10 meter, lebar 5 meter, dan kedalaman 5 meter. Setiap kolam dapat menampung 2,5 juta liter air,” terangnya.(zul)