Sedikitnya tiga ribu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) beserta guru pendamping memenuhi Graha Widya Wisuda (GWW) di kampus Institut Pertanian Bogor (
IPB) Darmaga, Bogor (21/1). Kehadiran mereka di kampus rakyat ini untuk mengikuti sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan jalur masuk
IPB. Para siswa ini berasal dari 300 sekolah se-Jabodetabek, Sukabumi, Cianjur, Banten serta beberapa sekolah di Provinsi Jawa Tengah
Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan
IPB, Prof.Dr. Yonny Koesmaryono mengatakan, kuota SNMPTN tahun ini turun 10 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 50 persen. Dengan demikian, kuota SNMPTN tahun ini adalah 40 persen dari kuota daya tampung setiap Program Studi (Prodi) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Untuk sekolah dengan akreditasi A, sistem secara otomatis akan mengambil 75 persen siswa terbaik di sekolahnya untuk bisa mengikuti seleksi masuk PTN melalui jalur prestasi nilai raport ini. Sementara itu, sekolah dengan akreditasi B akan terambil 50 persen siswa terbaiknya, dan sekolah dengan akreditasi C akan secara otomatis akan terambil 20 persen siswa terbaiknya. “Ingat, pemeringkatan siswa hingga diperoleh 75 persen terbaik dan sebagainya akan dilakukan oleh sistem secara otomatis. Bukan oleh sekolah. Jadi sekolah hanya isi data PDSS saja, ” tandas Prof Yonny.
Siswa harus memiliki Surat Keterangan Lulus (SKL) pendidikan menengah dan memiliki kesehatan yang memadai. “Difabel boleh, tapi yakinkan bisa ikuti semua perkuliahan. Disarankan untuk melihat laman masing-masing PTN,” ujar Prof Yonny.
Pastikan setiap sekolah wajib memiliki Nomer Pokok Sekolah Nasional (NPSN). Sekolah mengisi Pangkalan Data Siswa Sekolah (PDSS) yang sudah dibuka sejak tanggal 18 Januari 2016. Setiap siswa harus memiliki Nomer Induk Siswa Nasional (NISN) dan terdaftar di PDSS. Memiliki nilai rapor semester 1 sampai 5 yang telah diisikan di PDSS.
Lebih lanjut Prof Yonny menandaskan, siswa wajib melakukan verifikasi data. Jika ada yang salah bisa langsung diedit. Pada saat pendaftaran ulang, jika data yang diisikan di PDSS berbeda dengan bukti fisik maka siswa tersebut dinyatakan gugur.
Sementara itu, dalam paparannya mengenai
IPB, Prof Yonny mengatakan
IPB dinilai menjadi salah satu perguruan tinggi terfavorit. Hal ini terbukti dari kompetisi yang sangat ketat untuk dapat masuk
IPB. Dari data penerimaan mahasiswa baru,
IPB termasuk PTN yang sulit ditembus.
Pada tahun 2015 lalu, dari 39.160 pelamar SNMPTN, yang diterima 2.406 orang. Untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ada 32.246 pelamar, yang diterima 1.235 orang. Dari 3.929 pelamar melalui Ujian Talenta Masuk (UTM), yang diterima 214 orang. Sementara, pelamar melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dari 987 pelamar, diterima 117 orang.
Prof. Yonny menambahkan,
IPB menempati peringkat ke-3 perguruan tinggi terbaik di Indonesia berdasarkan kriteria kualitas sumberdaya manusia (SDM), kualitas penelitian dan publikasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan dan akreditasi. Dari empat kriteria tersebut,
IPB memperoleh peringkat 1 nasional untuk kualitas SDM dan peringkat 2 nasional untuk penelitian dan publikasi.
IPB diakui sebagai salah satu dari 150 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry. Selain itu, di Indonesia, hanya dua perguruan tinggi yang program studinya memperoleh akreditasi dari ABET yaitu ITB dan
IPB.
Selanjutnya, dua pusat penelitian
IPB ditetapkan menjadi Pusat Unggulan IPTEK 8 2015 oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Kedua pusat itu adalah Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP).
Sementara itu, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) dan Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center ditetapkan menjadi Pusat Binaan Unggulan Iptek 2016-2018.
“Alhamdulillah, selama delapan tahun berturut-turut
IPB selalu mendominasi daftar Karya Inovatif Indonesia Paling Prospektif hasil seleksi Business Innovation Center (BIC) Indonesia. Total inovasi
IPB pada periode tahun 2008-2015 adalah 326 inovasi dari 828 inovasi Indonesia. Jumlah ini terbanyak dibandingkan dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian lain,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Prof Yonny juga menyampaikan bahwa
IPB memiliki sejumlah tempat jajan yang bersih dan sehat, yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Bisnis
IPB. Tempat jajanan ini ditata dengan baik dan terarah sehingga dapat menjaga lingkungan kampus tidak kumuh dan kotor. (zul)