Prof.Dr Hadi S. Alikodra: Indonesia Sumbang Deforestasi Terbesar Kedua Dunia

Prof.Dr Hadi S. Alikodra: Indonesia Sumbang Deforestasi Terbesar Kedua Dunia

Prof-Alikodra-1
Berita
Angka deforestasi hutan Indonesia diperkirakan sudah mencapai 30 juta hektar. Dari total deforestasi hutan dunia sebesar 148 juta hektar, negara terbesar yang menyumbang adalah Brazil setelah itu Indonesia. Demikian disampaikan oleh Prof.Dr Hadi S. Alikodra, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) saat konferensi pers Pra Orasi Ilmiah di Exlounge Kampus IPB Baranangsiang Bogor, Senin (11/5).  Prof. Alikodra merupakan salah satu Guru Besar IPB yang melakukan Orasi Ilmiah pada Rabu (4/5) di Auditorium Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Dramaga Bogor.
 
“Dari tahun 1990-2005, Brazil sumbang deforetasi hutan sebesar 42 juta hektar, Indonesia 28 juta hektar. Sejak saat itu hingga kini, masih terjadi kerusakan, di luar gunung meletus atau tsunami. Mental attitude harus masuk, harus kita rombak dari mental yang merusak lingkungan ke alam berfikir yang mengutamakan ekologi,” ujarnya.
 
Menurutnya, kita harus melaksanakan kebijakan yang sudah ditetapkan terutama tentang tata ruang. Hutan lindung yang dijadikan pemukiman, industri, ataupun properti kenapa diijinkan. Perlu peran moral attitude, intelektual emosial dan spiritual. Pulau Sumatera sebagai hotspot keanekaragaman hayati tertinggi di dunia harus dilindungi. 
 
“Hampir 60 persen kawasan itu rusak, padahal kami sudah menempuh berbagai cara. Bahkan kami undang Harrison Ford untuk ikut menyuarakan ini, tetapi dampaknya masih belum kelihatan. Ujungnya adalah moral. Moral yang multi level,” imbuhnya.
 
Lebih lanjut Prof Hadi mengatakan, Indonesia bisa mencontoh negara berkembang yang kini bisa mensejahterakan rakyatnya yakni Kosta Rika. Negara yang memiliki luas wilayah seluas Provinsi Jawa Barat ini membuat komitmen yang luar biasa setelah hutannya rusak hampir 100 persen. Mereka mengembangkan bisnis konservasi ekowisata pada tahun 1990, dan sekarang sudah menjadi negara makmur. Bahkan tidak ada tentara di sana. Kostarika hanya membutuhkan lima tahun untuk mencapai kemakmuran.
 
Pada tahun 2001, Menteri Dalam Negeri RI menerapkan sistem seperti yang diterapkan di Kosta Rika, yakni Otonomi Daerah (Otda). Dengan Otda diharapkan setiap kabupaten mempunyai konsep seperti Kosta Rika. Namun ternyata sumberdaya manusia (SDM) kita belum disiapkan, untuk itu diperlukan penguatan transformasi. 
 
“Jika tidak segera dilakukan (moral attitude), maka 10 tahun lagi kita akan hancur. Susah kita fokus pada tiga dimensi, yaitu ketahanan pangan, energi, dan air. IPB bisakah mendorong itu, IPB cuma punya pengetahuan dan tidak punya kapasitas fisik,” tandasnya. (zul)