IPB Sentuh Desa Sukadamai Lewat Jumling

Selama tujuh tahun menggelar Jum’at Keliling (Jumling), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menjalin silaturahmi dengan 17 desa lingkar kampus. Salah satunya adalah Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga. Untuk mengakses desa Sukadamai, Tim Jumling IPB yang kali ini di pimpin Dr. Ence Darmo Jaya Supena (mewakili Dekan Fakultas Matematika dan IPA) harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh.
“Jumling juga bisa diartikan sebagai Jum’at Eling yakni salah satu upaya kita untuk ingat dalam menjali silaturahmi agar saling mengetahui, saling memahami. Kalau sudah begitu, selanjutnya bisa saling berbagi. Selama ini banyak penelitian IPB yang sudah dikembangkan di luar Bogor. Oleh karena itu, kegiatan seperti Jumling ini kami jadikan sebagai langkah awal untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian IPB di masyarakat lingkar kampus,” ujar Dr. Ence. Selain Dr. Ence, tim Jumling IPB yang hadir antara lain Dr.Ir. Hartoyo, M.Sc, selaku Wakil Kepala LPPM bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Sulistiawati (peneliti di Departemen Biologi), tim humas IPB dan tim dari LPPM IPB.
Pada kesempatan ini, IPB menyerahkan alat pengasapan/fogging dan alat semprot/sprayer untuk sanitasi kandang ternak, alat-alat kesehatan untuk posyandu, buku paket bacaan “9 pilar Karakter”, Al Qur an dan Juz Amma untuk Madrasah Baalawi, 3 gulung karpet untuk Masjid dan beberapa buku panduan bertani bagi warga Kampung Kahuripan Desa Sukadamai.
Selaku perwakilan Aparatur Desa, Anda Suhanda menyampaikan rasa terima kasihnya kepada IPB. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian IPB selama ini. Untuk warga, sekarang peluang sudah ada (ajakan IPB untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian), tinggal sejauh mana kita mau respon,” ujarnya. Dalam pertemuan yang penuh berkah ini, Anda juga menyampaikan beberapa hal terkait kondisi masyarakat di sekitarnya. “Saat ini kita sedang dijajah. Yang dijajah itu akhlak moral bangsa Indonesia. Contoh, bapaknya kuli nyangkul, tapi anak laki-lakinya pake anting jadi anak punk. Kalau anak kita sudah mengarah ke arah sana, jangan diam saja. Kalau sudah terlanjur sulit untuk diperbaiki, kalau masih bisa dicegah maka cegahlah, jangan sampai terpengaruh budaya Barat. Kalau suatu bangsa lupa akan budayanya sendiri maka tinggal menunggu kehancuran. Oleh karena itu, saya nitip akhlak anak bangsa kepada IPB,” ujarnya. (zul)