IPB dan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa Gelar Diseminasi Hasil Riset Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mamasa

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSP3-LPPM) IPB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa menggelar Diseminasi Hasil Riset Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Mamasa. Acara digelar di Ruang Sidang Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Kampus IPB Baranangsiang, (8/10).
Kepala PSP3 IPB, Dr.Lala Kolopaking menyampaikan acara ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan naskah kerjasama antara IPB dan Kabupaten Mamasa. Ini merupakan wujud kegiatan bersama kedua pihak, yaitu mengkaji potensi ekowisata sekaligus kegiatan kajian strategis produk dan pasar agroindustri berbasis masyarakat di Kabupaten Mamasa.
Bupati Mamasa, Drs. Ramlan, M.H, menyampaikan keseriusannya bekerjasama dengan IPB, untuk membangun wilayah Mamasa. Ia juga menyampaikan, Kabupaten Mamasa sangat potensial dalam sektor pertanian dan pariwisata. Di sektor pertanian pangan, Kabupaten Mamasa memiliki potensi kopi, sayuran, dan rotan. Ia juga menyampaikan, beras lokal Kabupaten Mamasa memiliki keunggulan. Tidak seperti beras di daerah lain, beras Mamasa tidak mengandung banyak kadar gula.
Tak lupa, Bupati Mamasa juga mengucapkan terimakasih atas kiprah dan kerja keras para peneliti IPB di Kabupaten Mamasa. Demi kemajuan wilayahnya, Bupati Mamasa pun menyampaikan permintaan khusus terkait penerimaan mahasiswa baru, hendaknya putra-putri daerah Mamasa dapat melanjutkan studi di IPB.
Wakil Kepala Bidang Pengabdian pada Masyarakat LPPM IPB,Dr. Hartoyo, menyampaikan bahwa IPB telah banyak bekerjasama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Kabupaten Mamasa merupakan salah satu prioritas IPB. "Mamasa merupakan contoh model kerjasama yang baik. Adanya kendala jarak yang jauh, semoga hal tersebut dapat diatasi," ungkap Dr. Hartoyo.
Ada satu program unggul yang telah dilakukan IPB adalah model pendampingan sistem agrobisnis. "Di Kabupaten Karawang, kami telah melaksanakannya dalam mengembangkan padi yang kami juluki IPB prima. Dalam program ini, masyarakat diarahkan untuk mengolah lahan dengan pupuk hayati. Targetnya 10 ton per hektar. Program ini akan direplikasi di Kabupaten Tegal. Bukan mustahil, hal ini juga dapat dikembangkan di Kabupaten Mamasa. Apalagi dengan potensi unggulan Kabupaten Mamasa, yaitu padi dengan indeks glikemik rendah. Ini sangat prospektif untuk dikelola lebih lanjut," lanjut Dr. Hartoyo.
"Di sektor peternakan, IPB juga tengah mengembangkan Sekolah Peternak Rakyat 1111. Ini sudah diterapkan di sebelas kabupaten. Targetnya, membangun sistem kelembagaan peternak, dengan menjaga kualitas daging dan produktivitas ternak," tambah Dr. Hartoyo. Selain itu juga ada aktivitas Agribusiness Development Center, yaitu kegiatan budidaya sayuran dan jambu kristal. Kegiatan ini selanjutnya direplikasi di Cianjur.
Dr. Hartoyo menegaskan, pengembangan wilayah tidaklah cukup dari sisi sarana semata. Tapi secara kelembagaan juga diperkuat, khususnya dalam mengembangkan sektor hulu hingga hilir. "Kami akan membantu pengembangan potensi di daerah. Secara teknis, diantaranya dengan mengirim mahasiswa melalui program IPB Goes to Field ataupun Sarjana Masuk Desa. Disamping itu, ada juga IPB Cyber Extension, yaitu konsultasi melalui internet dengan para pakar IPB. Dengan ini, ke depannya jarak tidak menjadi masalah," pungkas Dr.Hartoyo. Ia pun berharap pertemuan ini dapat memberikan dampak positif.