Festival Labu Nusantara di IPB

Festival Labu Nusantara di IPB

DSC_8744
Berita

Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan PT East West Seed Indonesia dan dukungan alumni Fakultas Pertanian menggelar Festival Labu Nusantara di Kampus IPB Dramaga (8/10). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan ragam labu di Indonesia dan pemanfaatannya sebagai bahan pangan maupun untuk penunjang dekorasi.

“Peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan labu sangat diperlukan mengingat kandungan nutrisi dalam labu yang tinggi akan vitamin A, C dan betakaroten. Selain itu olahan dari labu diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang Diversifikasi Pangan Nasional. Kegiatan seperti ini perlu terus kita lakukan agar hasil riset IPB maupun perusahaan swasta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc.

Menurutnya, penting adanya varietas unggul yang sesuai dengan lingkungan geofisik Indonesia. Disamping bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. “Mari kita buka ruang baru untuk menghadirkan labu sebagai kombinasi menu makanan kita,” tuturnya.

Sementara itu, menurut Direktur East West Seed Indonesia, Ir. Glen Pardede, konsumsi benih labu Indonesia baru seperempat dari jumlah total penduduk Indonesia, dibandingkan Filipina yang lebih besar 8 kali lipat. “Di Amerika Serikat konsumsi labunya 700.000 ton per tahun. Artinya satu orang Amerika makan labu 3 kg per kapita per tahun. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk lebih mempromosikan labu di Indonesia. Sebab utama masih rendahnya konsumsi labu di Indonesia tak lain karena pasarnya belum digarap,” terangnya.

Tanaman labu (pumpkin) merupakan tanaman yang dikenal luas di Indonesia sebagai bahan pembuat kolak. Selain di Indonesia, tanaman labu ini telah banyak dibudidayakan di negara lain, seperti Taiwan, Australia, Jepang, dan Amerika. Labu atau waluh memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan antioksidan yang tinggi berupa senyawa ß-karoten dan vitamin A.

Beberapa peneliti menyebutkan bahwa waluh memainkan peranan penting dalam mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (kencing manis), arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker.

Labu-labu tersebut diantaranya adalah Labu Parang (Waluh), Labu Siam, Labu Kabocha, dan Labu Kacang/Botol (Butternut). Sebagai bahan pangan, labu  biasanya diolah sebagai kolak, dodol, direbus, untuk bahan sayuran, dan diolah menjadi tepung. Di dunia boga, selain dikenal sebagai bahan pangan labu kuning juga bisa dimanfaatkan sebagai pelengkap dekorasi, baik untuk penunjang tatanan sesuatu dekorasi buah atau bunga maupun digunakan sebagai wadah penghidang sajian, misalnya sup, es buah dan sebagainya.

Kegiatan Festival Labu Nusantara ini melibatkan para petani dan masyarakat umum yang memiliki koleksi tanaman labu. Para peserta akan berkompetisi dalam menghasilkan labu yang unik dan akan menjadi labu terbaik nasional.(zul)