Jumling IPB di Ciherang: IPB Siap Bantu Wujudkan Buah Pala Jadi Ikon Desa Ciherang Dramaga

Jumling IPB di Ciherang: IPB Siap Bantu Wujudkan Buah Pala Jadi Ikon Desa Ciherang Dramaga

DSC_1826
Berita

IPB laksanakan Jum’at Keliling (Jumling) di Desa Ciherang (22/8). Acara di Gelar di Pelataran TK Ananda. Dalam sambutannya, Lurah Desa Ciherang, Suherwin, SH menyampaikan terimakasih kepada Tim Jumling IPB yang telah mengunjungi desanya. “Kehadiran IPB ke Desa Ciherang memiliki dampak positif. Kami merasa terbantu dengan adanya pembinaan ke masyarakat, mulai dari pelatihan pengelolaan sampah hingga pemberian alat-alat kesehatan,” demikian paparnya.

Disampaikan  Suherwin, Desa Ciherang memiliki luas wilayah sekitar 251,7 Ha. Berpenduduk 12.000 jiwa, terdiri atas 300 KK, 49 RT dan 11 RW.  Lebih lanjut, Suherwin menyampaikan beberapa masalah di desanya. Diantaranya, lahan pertanian di wilayahnya sudah beralih fungsi menjadi pemukiman. Selain itu, juga masalah kebersihan.

Camat Dramaga, Drs. Baihaqi menambahkan, “Dalam waktu dekat kecamatan Dramaga akan berubah. Terutama dengan rencana pembangunan jalan guna mengatasi kemacetan lalu lintas menuju  Kampus IPB Dramaga. Dengan ini, dapat diprediksi makin banyaknya pendatang baru ke Dramaga.” Seiring dengan perubahan tersebut, Drs. Baihaqi menyampaikan keinginannya untuk melestarikan tanaman komoditas ciri khas Kecamatan Dramaga, yaitu pala dan jambu.

Namun, Pak Camat tak menampik dampak yang muncul. Tak hanya sisi positif, tapi juga sisi negatif. “Maka, perlu kiranya untuk diantisipasi. Masyarakat pun harus dipersiapkan dalam menghadapinya. Khususnya, dengan menggalakkan syiar agama menuju pembinaan moral generasi muda,” harapnya.

Wakil Kepala bidang Pengabdian pada Masyarakat,  Lembaga Pengabdian dan Penelitian Kepada Masyarakat IPB, Dr. Hartoyo menyampaikan tujuannya, “IPB melakukan jumling ke desa-desa lingkar kampus tak lain dalam rangka silah ukhuwah dengan masyarakat.”

Menanggapi penjelasan Camat Dramaga, Dr. Hartoyo berkata, “Seiring berubahnya wilayah Dramaga, lahan pertanian berubah menjadi lahan bangunan layaknya di perkotaan. Oleh karena itu, pembinaan masyarakat hendaknya difasilitasi agar terjaga dalam koridor yang positif. Masalah-masalah kriminal, seperti pornografi, narkoba dan lain-lain, sering terjadi tak lain karena masyarakat belum siap menghadapi perubahan ber-platform modernisasi. Sementara terkait masalah kebersihan, tahun ini IPB menargetkan sejumlah program bantuan kebersihan kepada masyarakat lingkar kampus.” Selain itu, IPB juga merencanakan pelatihan teknik pengasapan, agar masyarakat juga terampil menggunakan alat-alat fogging.

“Tidak hanya desa yang berubah, IPB pun berubah. Keilmuan di IPB tidak hanya ilmu tanam-menanam. Tapi telah berkembang ke arah sosial, seperti adanya Departemen Ekonomi Syariah, yang merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. IPB juga memiliki Departemen Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Gizi, dan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,” tutur Dr. Hartoyo.

“IPB berharap keilmuan tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. IPB siap membantu. Jika ingin berkonsultasi, silakan menghubungi IPB melalui LPPM IPB sebagai lembaga yang bertugas mengkoordinasikan pengabdian IPB kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa berkonsultasi terkait Posdaya dan PAUD, untuk meningkatkan kualitas anak usia dini. Kemudian, juga bisa melakukan kemitraan UMKM, dimana IPB memiliki sejumlah ahli di bidang tersebut,” tandasnya.

Terkait ikon dan ciri khas Kecamatan Dramaga dengan komoditas pala, Dr. Hartoyo mengaku setuju. “IPB pernah menggelar acara seminar pala, tentang program pengembalian pala di seluruh Indonesia. Bahkan, beberapa waktu lalu dalam acara Bina Cinta Lingkungan, IPB telah memberikan sekitar 2000 tanaman pala di seluruh desa lingkar kampus,” jelasnya.

“Jika ada lahan yang bisa ditanami tanaman pala, IPB siap bantu. Tahun ini IPB menerima 3700 mahasiswa S1 ditambah Program Diploma. Saya sangat berharap warga masyarakat desa lingkar kampus dapat menjadi guru bagi mereka. Jika ada perilaku mereka yang tidak tepat, mohon ditegur. Karena mahasiswa juga harus belajar bermasyarakat,” pungkasnya.

Acara ditutup dengan santunan anak yatim, penyerahan peralatan fogging, alat-alat kesehatan, dan juga buku panduan untuk PAUD Desa Ciherang.dh