Ki Jarwadi Dosen IPB Mendalang di RRI

Ki Jarwadi Dosen IPB Mendalang di RRI

Dalang
Berita
Dosen mengajar mahasiswa sudah biasa, dosen meneliti dengan mahasiswa sudah biasa. dosen mengajar masyarakat dengan mendalang baru luar biasa.  Dia adalah Dr.Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.ScF., dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, seolah mendalang ketika menjadi narasumber dalam rangka siaran pedesaan RRI 93,75 FM, belum lama ini. Dr.Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.ScF. atau Ki Jarwadi, begitu ia disapa teman sejawatnya mengatakan, pertanian merupakan basis utama dalam menghidupi dan menggerakan kehidupan bangsa Indonesia. Sumberdaya alam Indonesia pada ekosistem daratan yang dominan adalah pertanian secara luas. Ki Jarwadi berpendapat, dalam membangun pertanian Indonesia harus berlandasan seni budaya konservasi. Konservasi yang dimaksud adalah pertanian harus lestari dan berkelanjutan. Seni budaya konservasi mengartikan pertanian harus didasari seneng, endah, nengsemake lan irama. Budaya merupakan cita-cita yang bisa mewujudkan keindahan dalam pertanian yang berkelanjutan atau pertanian berbasis konservasi untuk mewujudkan lestari hasil, lestari usaha, lestari sosial pertanian, dan lestari lingkungannya. 
 
Ki Jarwadi juga menjelaskan, dalang dan wayang dapat menyampaikan filosofi pertanian pada saat adegan limbuk dan cangik ataupun adegan goro-goro punokawan. Dalam memberikan motivasi untuk para petani disampaikan contoh nyata di lapangan, misalnya Pandawa dalam membangun kerajaan Amarta dengan membuka hutan seperlunya, tidak merusak tatanan lingkungan, menghindari menebang pohon sembarangan. Hasilnya, Pandawa bisa membangun kerajaan yang indah dengan lingkungan yang tertata rapi. Dapat dicontohkan pula, menggarap tanah harus diperlakukan dengan baik, dengan kasih sayang, jangan asal-asalan. 
 
Ki Jarwadi menggambarkan, jumlah penduduk Indonesia 60% adalah petani. “Petani adalah profesi mulia kita harus menghargai, menghormati. Sudah sepantasnya kita memberi perhatian lebih. Kalau bukan kita siapa lagi, kalu bukan sekarang kapan lagi. Ayo kita bantu petani kita dengan jujur, dengan memberi pengertian yang sederhana melalui hiburan wayang. Hayu-hayu kang samyo miarso,” pungkasnya. (wly)