Launching Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan IPB

Launching Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan IPB

Berita
Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian Institut Pertanian Bogor (KSKP-IPB) memiliki tugas mengkomunikasikan hasil-hasil kajian IPB kepada masyarakat. Menurut Direktur KSKP, Dr. Dodik Ridho Nurrochmat, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana ide-ide IPB ini dapat didiseminasikan ke publik dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. “Untuk mencapai tujuan tersebut kami selalu melakukan beberapa program aksi dan menggandeng media massa," ujarnya. Terobosan lainnya adalah dengan meluncurkan Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga (28/5).
 
Jurnal ini nantinya dapat memberikan informasi berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan IPB agar bisa memberikan warna lain dalam pengembalian kebijakan dan keputusan. Kajian yang diulas dalam jurnal edisi pertama ini membahas mengenai pengelolaan hutan Indonesia dari berbagai aspek. Selain itu, kegiatan ini juga melakukan bedah buku Policy Paper bertajuk “Peran Pengelolaan Hutan Produksi Alam dalam Perubahan Iklim (REDD+, Pengelolaan Hutan Lestari dan RIL-C)”.
 
Mengelola hutan dengan baik dalam prespektif REDD+ adalah mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan juga meningkatkan serapan karbon atau stok karbon dari hutan yang sudah terlanjur rusak. Caranya melalui kegiatan rehabilitasi hutan, penanaman, dan restorasi ekosistem.
 
Hasil penelitian di Sembilan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Alam (IUPHHK-HA) di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa penerapan teknik-teknik pembalakan ramah lingkungan beremisi rendah karbon (RIL-C) dapat mengurangi kerusakan hutan hingga 50 persen dan mengurangi emisi karbon sampai sekitar 30 persen dibandingkan pembalakan konvensional yang berjalan saat ini.
 
“Namun sekarang ini isu REDD+ sudah tidak sexy lagi, mulai dari tapak sampai pusat. Saat ini isu yang booming adalah Green Economy, Low Emission Development Strategy dan Forestry Development Goal,” ujar Dr. Irsyal Yasman dari Natural Resources Development Center saat menjadi narasumber.
 
Menurutnya REDD+ sebagai isu penting perubahan iklim harus diposisikan pada konteks yang benar dan jangan dijadikan disinsentif bagi pembangunan nasional.(zul)