Rabuan Awal tahun 2013, Rektor Bangun Collective Dream

Rabuan Awal tahun 2013, Rektor Bangun Collective Dream

Berita

Setiap tahunnya, IPB selalu menggelar acara rutin yang bernama Rabuan Bersama Warga IPB. Dalam Rabuan Awal Tahun 2013 yang digelar di Grha Widya Wisuda IPB, (6/2) Rektor mengajak warganya untuk membangun mimpi bersama pengembangan IPB ke depan.

“Saya ingin mengajak seluruh sivitas akademika dan warga IPB untuk membangun collective dream pengembangan IPB ke depan. Bentuknya bisa berupa partisipasi dalam perumusan usulan Rencana Strategis IPB 2014-2018. Rencana Strategis ini akan menjadi pegangan kita bersama dalam membangun dan mengembangkan IPB selama lima tahun mendatang. Pengembangan IPB akan mengacu pada harapan, keinginan dan cita-cita IPB untuk  menjadi perguruan tinggi berbasis riset, bertaraf internasional, dan unggul sebagai penggerak prima pengarusutamaan pertanian”, ujar Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc.

Seperti halnya tahun lalu, tahun 2013 adalah Tahun Prima Prestasi dalam semua Tridharma Perguruan Tinggi. Kesungguhan IPB untuk mewujudkan visi tersebut akan dapat dipersembahkan sebagai kado terbaik bagi IPB dalam Dies Natalis ke-50 yang akan diperingati tahun ini.
IPB didirikan pada tanggal 1 September 1963, dengan gagasan dan visi para founding fathers bangsa Indonesia yang memandang bahwa pendidikan tinggi pertanian amat penting dalam mewujudkan bangsa yang adil, makmur dan sejahtera.

Gagasan para pendahulu IPB yang telah dicatat dengan tinta emas dalam sejarah panjang pengabdian IPB kepada bangsa Indonesia adalah: Koperasi Unit Desa (KUD) yang lahir berbarengan dengan konsep Usaha Perbaikan Gizi dan Keluarga (UPGK) sebagai implikasi dari penerapan konsep BIMAS; indikator kemiskinan dari almarhum Prof. Sajogyo; pengarusutamaan gender melalui pendirian Pusat Studi Wanita (PSW); program pascasarjana IPB merupakan program pascasarjana pertama di Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur; gagasan penerimaan mahasiswa baru berdasarkan nilai rapor SMA/MA/SMK yang kemudian dikenal sebagai jalur Tanpa Ujian Saringan Masuk (TUSM), lalu berubah menjadi PMDK kemudian menjadi Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada saat ini telah menjadi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN); hingga penerapan kurikulum mayor-minor.

”Berdirinya IPB untuk mendidik generasi muda mencintai pertanian, menggugah kesadaran bangsa akan pentingnya pangan, agar kelangkaan pangan tidak terulang lagi pada masa depan. IPB dibangun dari kerja keras dan dedikasi seluruh sivitas akademika dari generasi ke generasi. Setiap keberhasilan IPB adalah keberhasilan kolektif yang diperoleh dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Kita boleh berbangga atas segala prestasi dan keberhasilan yang telah kita capai, namun perjuangan belum berakhir, perjalanan ini masih panjang. Kita tak boleh berhenti melangkah, sebelum kita memberi solusi bagi bangsa ini agar berdaulat atas pangan dan energi,” tandasnya.(zul)