Berwirausaha itu Mulia dan Memuliakan

Berwirausaha itu Mulia dan Memuliakan

Berita

Fakta saat ini, banyak lulusan perguruan tinggi yang ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari 803 calon wisudawan Program Diploma IPB yang hadir dalam pembekalan pra wisuda di Grha Widya Wisuda (18/7) sebagian memilih ingin menjadi PNS. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Yaslinur, alumni IPB yang menjadi nasasumber dalam acara tersebut. 

“Faktanya memang banyak yang ingin menjadi PNS dan sampai saat ini masih menjadi primadona. Waktu SD saya sempat bercita-cita ingin menjadi pegawai negeri tetapi seiring perjalanan waktu keinginan itu berubah. Ibu saya bahkan mendorong saya untuk menjadi pegawai walaupun hanya menjadi seorang guru SD,” tuturnya.

Kemudian Yaslinur berpikir, jika Ia menjadi guru SD, maka Ia tidak bisa membahagiakan keluarga, membantu adik-adik dan saudaranya. Maka Ia pun memutuskan untuk tidak menjadi PNS.

Yaslinur mengisahkan awal mula perubahan niatnya. Sewaktu menempuh ilmu di IPB, pamannya yang bekerja di Malaysia dikabarkan berhenti bekerja sehingga tidak bisa mengirimkan uang untuk biaya hidupnya selama kuliah. “Padahal, uang dari paman lah yang selama ini untuk biaya hidup di Bogor. Lalu saya pun berpikir dan akhirnya memutuskan untuk berwirausaha. Dari uang tabungan, saya gunakan untuk modal awal berjualan kaos kaki yang saya titipkan di sebuah toko di Jakarta. Seminggu sekali saya mendapatkan keuntungan 20 ribu rupiah. Waktu itu, hasil segitu sudah mencukupi untuk biaya hidup sebulan,” kisahnya.

Pengalaman inilah yang mendorongnya untuk melirik bisnis lain. Mulai dari mensupply beras untuk warteg hingga membuka toko buku yang kini kita kenal dengan nama swalayan Al Amin. Dari hanya memiliki seorang karyawan (pada tahun 1991) untuk menjaga toko bukunya, kini Yaslinur sudah memiliki 100 karyawan untuk 7 cabang usahanya dengan omset ta kurang dari 2 milyar rupiah.

“Bisnis yang pertama toko buku dan busana muslim seluas 3 x 4 meter. Saya juga pernah buka fotokopi tetapi tidak berkembang dan buka toko di Jakarta tidak berkembang juga. Akhirnya pada tahun 1995 buka toko di Babakan Raya, alhamdulillah toko inilah yang menjadi cikal bakal Al Amin. Selain itu, saya juga buka “Tuntas” toko sepatu, sandal dan tas dan menjadi distributor susu bendera untuk wilayah Bogor Barat. Dari distributor susu saja dalam sebulan saya bisa dapat omset sebesar Rp. 170 juta, bulan depan target Rp. 250 juta,” ujarnya.

Akhirnya, dengan menjadi pengusaha, Yaslinur berhasil membahagiakan keluarganya. Semenjak punya usaha, keluarganya ikut bergabung dan mendapat kesejahteraan yang memadai dan bahkan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.

“Berwirausaha itu mulia dan memuliakan,” tegasnya.

Arahan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Yonny Koesmaryono, MS, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, berharap lulusan Diploma IPB bisa ikut berkontribusi secara nasional. “Kita harap anda bisa mengisi lapangan kerja yang ada di nasional bahkan kalau perlu mancanegara, kita sedih yang ke luar negeri ada Pembantu Rumah Tangga (PRT) padahal yang kita inginkan adalah full skill employment. Tentu saja yang harus ditingkatkan adalah soft skill tambahan yakni Information Technology (IT) dan bahasa. Lulusan di semua bidang harus memahami IT jaringan, networking, dan memiliki kemampuan berbahasa asing kalau bisa selain bahasa inggris,” tegasnya.

Sementara itu, wirausaha adalah sesuatu yang harus dilakukan. Kebijakan pemerintah memang belum sepenuhnya mendukung bisnis pertanian karena memang masih banyak resikonya, tetapi tetap harus dikembangkan. Kondisi yang cukup memprihatinkan terlihat dari bidang peternakan seperti impor daging, impor susu dan belum tercukupinya kebutuhan telur menjelang Idul Fitri. “

“Memang komoditasnya pertanian, tetapi dari lulusan di bidang manajemen, jasa dan akuntasi semuanya berhubungan. Jika ada yang mau mengurusi (berwirausaha) itu insya allah bangsa ini akan maju,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya upaya IPB tidak akan ada manfaatnya jika alumni-alumninya tidak merespon. Paling tidak belajar dari semangat untuk hidup mandiri. “Kalau saudara bisa merekrut 50 orang atau lebih maka akan mengurangi pengangguran. Saya harap anda-anda semua bisa menjadi Yaslinur-Yaslinur yang lain untuk mengembangkan perekonomian Indonesia. Lulus IPB adalah awal perjuangan untuk bergelut dengan realitas yang ada untuk memajukan bangsa, Anda dan keluarga. Survive menghadapi kehidupan setelah wisuda,” tandasnya.(zul)