Penanaman Padi Organik Cegah Serangan Hama Wereng

Penanaman Padi Organik Cegah Serangan Hama Wereng

Berita

Serangan wereng  menyerang padi petani akhir-akhir ini menyebabkan dampak sosial, politik dan ekonomi yang cukup besar. Serangan wereng coklat memiliki karakteristik unik dan  laten. Wereng ini mudah mengalami resistensi terhadap insektisida, menularkan virus, dan mempunyai genetik plastisitas tinggi. “Wereng coklat juga dapat melemahkan kerja insektisida, mentransfer virus kerdil hampa atau rumput,” papar Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Ir.Ati Wasiati saat menyampaikan sifat dan karakteristik wereng coklat dalam Lokakarya Pengelolaan Wereng Coklat Kemitraan Petani, Pemerintah Daerah (PEMDA), Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (15/6) di Kampus IPB Darmaga. Disamping itu, wereng coklat   mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan serta berkembang biak cepat.

Pemicu ledakan hama wereng coklat salah satunya adalah pemakaian pestisida berlebihan dan kurang bijaksana. Faktor lainnya, perubahan lingkungan, cuaca, ketahanan varietas, pola tanam, keberadaan musuh alami,  dan dominasi suatu varietas tanaman padi dalam jangka panjang (monokultur) . “Sudah bertahun-tahun sekitar 65 persen petani Indonesia menanam varietas padi yang sama yakni IR 64. Petani juga cenderung menanam padi terus menerus dalam masa tanam tanpa diselingi palawija. Serangan wereng coklat juga terjadi saat kondisi   la nina atau kemarau basah seperti sekarang,” ujar Ati. Menurut Peneliti Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB, Prof. Aunu Rauf,  hama wereng ini menyebabkan tanaman padi puso atau hopper burn seperti terbakar , tanaman kerdil dan hampa. “Jika tak jeli tanaman kerdil kadang dianggap sebagai wabah serangan hama tugro. Wereng bisa menyerang tiga hari menjelang panen dan menyebabkan panen gagal, “ tandas Prof.Aunu.

Hal senada diungkapkan Peneliti IPB, Dr.Hermanu Triwidodo. Dr. Hermanu menekankan terjadinya ledakan awal wereng sebagai indikator kelemahan ketahanan lingkungan. “Strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menjadi pilihan alternatif untuk menanggulangi serangan wereng ini. Salah satu strateginya yakni pola pertanian lestari atau penanaman padi organik,” kata Dr.Hermanu.

Pemulia Tanaman IPB, Dr. Hajrial Aswidinoor menyarankan penggunaan varietas padi unggul yang bervariasi,  dan tahan hama untuk mencegah serangan wereng. “Beberapa varietas unggul tahan hama dan penyakit yang bisa menjadi pilihan petani misalnya Ciherang, Konde dan Inpari 13,” ujar Dr.Hajrial. Untuk merakit varietas tanaman padi unggul baru membutuhkan waktu lama.  Seorang pemulia harus meneliti keunggulan masing-masing genetik padi . Setidaknya juga dibutuhkan uji multilokasi minimal di 16 tempat, sebelum varietas padi sawah unggul baru siap dilepas ke petani.

Anjuran ini sudah diterapkan oleh Purnomo, Petani asal Kebumen yang juga binaan IPB. Purnomo menggunakan 14 varietas padi lokal dalam sekali tanam. Purnomo juga mengembangkan pertanian lestari yakni pertanian sistem organik. Dengan memakai pupuk organik di sekitar tempat tinggal dan pengendali hayati  berupa mikroorganisme, tanaman padinya bebas hama.   Sebagai obat penyakit tanaman, Purnomo bahkan hanya memakai saos cabe saja. Untuk satu hektar padi, ia  membutuhkan satu kilogram saos cabai. “Alhamdulillah, hingga sekarang tanaman padi saya tidak terserang penyakit, bahkan produktivitasnya tinggi. Rata-rata satu hektar menghasilkan 9,6 ton padi,” jelas Purnomo. Sebagai bentuk kepeduliannya  terhadap sesama petani di Jawa Tengah, saat ini Purnomo telah mendirikan laboratorium mini untuk  PHT.

Acara yang diawali sambutan Dekan Fakultas Pertanian IPB, Prof. Didi Sopandie dan dimoderatori Ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB, Dr Dadang ini dibuka Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr.Anas Miftah Fauzi. Dalam kesempatan itu, Dr. Anas mengharapkan  lokakarya ini menghasilkan suatu protokol pengendalian hama penyakit tanaman khususnya wereng coklat. (ris)