Kongres Masyarakat Ikhtiologi Indonesia III
LIPI
Temukan Ikan Spesies Baru di Sulawesi Tenggara
Masyarakat
Ikhtiologi Indonesia (MII), Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan Rea
Konservasi (REAKON), menggelar Seminar Nasional Ikan VI dan Kongres Masyarakat
Ikhtiologi Indonesia III. Seminar
nasional ini mengusung tema “ Peranan Ikhtiologi dalam Mengantisipasi Kepunahan
Keanekaragaman Jenis Ikan Akibat Perubahan Iklim Global dan Faktor Destruktif”,
di gelar di Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pulit Biologi, Cibinong,
Kabupaten Bogor (8-9/6).
Di dalam
seminar ini terungkap LIPI menemukan Ikan Spesies Baru. Penemuan ini merupakan hasil kerjasama antara
LIPI dengan The National Museum Natural History Smithsonian Institution, Washington, DC.
Ikan spesies baru ini diberi nama Oryzias Woworae Parenty & Hadiyati,
2010. Nama ikan ini diberikan sesuai penemunya/pendeskripsinya yaitu Dr. Lynne
R Parenti (fish curator) dari National Museum of Natural History
Smithsonian Institution, Washington, DC., dan Renny K Hadiyati dari LIPI.
Ikan ini ditemukan pada tahun 2010, di sebuah
pulau di Sulawesi Tenggara. Penemuan ini
menambah jumlah koleksi penemuan spesies ikan baru yang dilakukan oleh LIPI. Tahun
lalu, 2009 ada 6 spesies baru yang ditemukan oleh LIPI. Hingga saat ini jumlah spesies ikan baru yang
ditemukan mulai dari dari tahun 1998 hingga 2010 sudah berjumlah 18 jenis.
Di sela seminar tersebut salah satu penemunya
Renny, mengatakan, penemuan ikan ini merupakan salah satu upaya LIPI dalam
rangka melestarikan ikan di Indonesia. Ia mengakui, keanekaragaman sumberdaya
alam Indonesia masih banyak yang belum diekplorasi. Sehingga, diduga masih banyak jenis ikan-ikan
asli Indonesia yang belum diungkapkan.
Seminar ini memaparkan beberapa hasil penelitian
dan penemuan di bidang perikanan dan kelautan. Diantaranya adalah Bidang
Genetika dan Biosistematika/ Taksonomi Ikan, Ekobiologi Ikan, Keanekaragaman
dan Konservasi Ikan, Bioteknologi dan Budidaya Ikan, serta Sosial, Ekonomi dan
Sumberdaya Ikan.
Para pemakalah yang hadir diantaranya adalah dari
LIPI, IPB, The National Museum of Natural History Smithsonian Institution,
Washington, DC., University of California, Los Angeles USA, National University
of Singapura, Pusat Riset Perikanan Budidaya, BRKP KKP, The George
Washington University Washington, Universitas Syah Kuala, Universiti Sains
Malaysia, Universitas Jenderal Soedirman dan sebagainya.
Prof.Dr.MF. Rahardjo Terpilih Kembali
Ketua MII
Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
(FPIK) IPB, Prof.Dr.MF. Rahardjo kembali terpilih sebagai Ketua Masyarakat Ikhtiologi Indonesia (MII) untuk periode 2010 – 2014,
setelah periode sebelumnya (2006-2010) Ia menduduki jabatan yang sama.
Di dalam pemaparannya, Rahardjo mengatakan, visi
misi MII adalah melestarikan sumberdaya ikan yang ada di Indonesia. Untuk itu
MII saat ini akan berperan melestarikannya dengan cara budidaya. Ia mengakui,
Indonesia memiliki jenis ikan air tawar paling banyak di Asia dan paling banyak
kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 1300 jenis ikan air tawar, sementara Brazil
3000 jenis.
“Ikan laut di Indonesia berjumlah
sekitar 2500 jenis, diantaranya sekitar 1300 adalah jenis ikan air tawar,”
ujarnya.
Untuk dapat melestarikan ikan yang
ada di wilayah Indonesia Ia berpesan agar semua pihak bahu membahu melakukan
peranannya dengan tidak melupakan kelestarian sumberdaya alam yang ada di
lingkungan masing-masing. (man)