Dialog RRI: Sektor Agribisnis Tahan terhadap Terpaan Krisis Ekonomi Dunia
Sektor agribisnis mempunyai ketahanan cukup tinggi terhadap krisis ekonomi. Hal ini karena krisis yang melanda dunia disebabkan faktor ekonomi non riil, sementara sektor agribisnis merupakan
kegiatan ekonomi riil. Sektor agribisnis memiliki pondasi lebih kuat dan menyentuh kebutuhan masyarakat. " Kita sangat ditolong sektor agribisnis, sehingga sedikit mendapat distorsi dan rupiah mengalami depresiasi rendah pada komoditi agribisnis," kata Ketua Program Studi Agribisnis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr.Rita Nurmalina dalam Dialog Sore RRI bertema ‘Sosialisasi Konferensi Internasional The Effect of The Global Economic Crisis on Business in South East Asia', Selasa (1/6) di Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor.
Untuk meningkatkan daya saing pasar dan memperluas Indonesia, IPB bersama pengusaha, akademisi dan pemerintah melalui konsep Academician, Businessman,Government (ABG) mempromosikan keunggulan komoditi agribisnis nasional. Ditanya kontribusi IPB dalam menghadapi krisis ekonomi khususnya para peternak yang gulung tikar,Panitia Konferensi Internasional, Dr. Suharno menyampaikan IPB sebagai lembaga pendidikan bertugas mempersiapkan sumber daya manusia handal, melakukan
penelitian, pemberdayaan masyarakat dan merumuskan kebijakan yang ditawarkan
pada pemerintah. "IPB sebagai lembaga pendidikan tidak mempunyai wewenang menetapkan kebijakan ekonomi. Kebijakan tersebut wewenang pemerintah. Bila IPB melakukan upaya kongkrit ke terjun
lapang membantu masyarakat atau Usaha Kecil Menengah (UKM) yang terkena imbas krisis, semata itu merupakan bentuk bagian pengabdian kepada masyarakat. Bentuk tanggungjawab moral semata, bukan
kewajiban utama IPB," ujar Dr. Suharno.
Menanggapi pertanyaan pendengar mengenai kecenderungan turunnya minat siswa terhadap
program sarjana jurusan pertanian, Ketua Departmen Agribisnis Fakultas Ekonomi
Manajemen (FEM) IPB Dr.Nunung Kusnadi mengatakan hal ini tak lepas dari arus
kebijakan ekonomi nasional yang kurang mendukung terhadap pertanian. Selain itu
juga anggapan siswa yang menganggap pertanian hanya aktivitas on farm saja. Pertanian memiliki arti
luas, bahkan bisa mencakup analisis finansial usaha, termasuk perbankan."Padahal kegiatan on farm tidak akan jalan baik tanpa ahli di bidang off farm,demikian sebaliknya. Aktivitas on farm maupun off farm tidak dapat dipisahkan satu sama lain, saling ketergantungan," kata Dr. Nunung.
Negara yang menjadikan industri sebagai penggerak utama ekonominya tak dapat dilepaskan dari kemajuan sistem agribisnis dan pertaniannya. Lebih dari 80 persen industri bahan bakunya
memanfaatkan komoditi pertanian. Sumbangsih sederhana IPB dalam menghadapi krisis ekonomi salah satunya menjadi penyelenggara konferensi internasional ini. "Kita mengumpulkan berbagai pakar ekonomi nasional dan internasional untuk menganalisis, merumuskan masalah dan mencari
konsep solusi dari krisis tersebut," tandas Dr.Suharno. Acara yang akan digelar 9 Juni 2009 di IPB International Convention Center (IICC) tersebut rencananya menghadirkan keynote speakers dalam konferensi tersebut diantaranya Dr.Bayu Krisnamurti,Prof.Roy Sembel, Menteri Pendidikan Nasional
dan Ir.Ciputra. Bagi yang berminat untuk hadir bisa menghubungi Febrianti Dewi di Departemen Agribisnis, FEM IPB,nomor telpon/fax 0251 8629654. (ris)