Keberadaan Posdaya; Berawal dari Desa Girimulya, Kini se-Indonesia

Keberadaan Posdaya; Berawal dari Desa Girimulya, Kini se-Indonesia

Berita



 

Melalui RRI Bogor, Ir.
Mintarti,M.Si., peneliti pada Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, mengajak masyarakat
untuk membangun daerahnya dengan modal percaya diri. “Tanpa harus menunggu
bantuan orang lain, mari kita satukan semangat dan kekuatan yang dimiliki untuk
menjadikan desa atau kampung kita menjadi mandiri,” ajak Mintarti pada Dialog
Sore di RRI Bogor, Selasa (13/4).

Ajakan ini terkait
filosofi Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang senantiasa mengedepankan
kebersamaan dalam kegotong-royongan dengan mengeksplorasi setiap potensi yang
dimiliki masing-masing individu.  Dengan
kekuatan ini pula, maka di daerah yang sudah ada Posdaya, pemberdayaan
masyarakat semakin terarah dan terukur.

Sampai akhir tahun
2009, telah berdiri sekitar 5.000 Posdaya se-Indonesia, dengan 50 Perguruan Tinggi
(PT) yang terlibat bersama Yayasan Damandiri. IPB termasuk Perguruan Tinggi
paling awal dalam pendirian Posdaya, bahkan bisa dikatakan Bogor sebagai
pelopor Posdaya. Berawal dari lokakarya mini di pedesaan, tepatnya di Desa
Girimulya, P2SDM LPPM IPB memulai membentuk Posdaya, 2 Posdaya di Kota Bogor,
dan 2 Posdaya di Kabupaten Bogor. Kini tercatat 50 Posdaya binaan P2SDM LPPM
IPB yang berada di Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

“Semua murni swadaya
masyarakat, berlandaskan kebersamaan dalam kerangka mencari solusi.
Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, dukungan datang dari Pemerintah
Daerah. Sebut saja misalnya Pemkot Bogor dan Pemkab Bogor. Walikota dan Bupati
mendukung penuh keberadaan Posdaya sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di
bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan,” papar Ir. Yannefri
Bachtiar, M.Si., yang juga peneliti di P2SDM LPPM IPB. (nm)