Berkunjung Ke Posdaya Bina Sejahtera, Posdaya Berprestasi Tingkat Nasional

Berkunjung Ke Posdaya Bina Sejahtera, Posdaya Berprestasi Tingkat Nasional

Berita



Terlihat sepi, tak ada
keramaian orang, selain lalu lalang kendaraan saat tim Pariwara tiba di sebuah
gang. Waduh, gangnya lumayan sempit euy!  Khas perkotaan. Kami yang hanya berdua idealnya
berjalan berdampingan, tapi di gang ini harus berjalan beriringan. Apalagi
kalau dari arah berlawanan ada juga pengguna jalan, maka kita harus menepi,
jika tidak mau bersenggolan. Ya, kami menyebutnya Gang Senggol.

Sekitar 50 meter dari
muka gang, kami pun tiba di Musholla Sabilussalam. Musholla yang menjadi
sentral bagi hampir semua kegiatan warga Kampung Bojong Menteng, khususnya yang
berada di RT 01, 02, dan 03 RW 02 Kel Pasir Mulya Kec Bogor Barat. Bangunan
Musholla yang luasnya sekitar 100 meter persegi itu, berbagi dengan kegiatan
warga. Sebelah Timur digunakan untuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos
Bimbingan Terpadu Lanjut Usia (Posbindu Lansia), sedangkan di sebelah Barat
terpasang plang Kantor Sekretariat RW 02.

Lalu dimanakah
Sekretariat Posdaya yang kami cari? Posdaya yang dinobatkan sebagai salah satu
dari 5 Posdaya Berprestasi Tingkat Nasional belum lama ini. Posdaya yang menjadi
sasaran studi banding bagi sejumlah pemerintah daerah, perguruan tinggi bahkan
sejumlah duta besar negara-negara sahabat.

“Selama ini masih di
rumah saya,” ujar Asep Hilmansyah, Koordinator Posdaya Bina Sejahtera, yang
bergegas menemui kami, di saat kami kebingungan.

Ya, ternyata sejak
didirikan pada tanggal 21 Mei 2007, atau 3 tahun lalu itu, Posdaya dengan
segudang kegiatannya, digerakkan dari sebuah rumah milik pengurus. Bukan
ruangan khusus, melainkan menyatu dengan kegiatan keseharian sang pemilik
rumah.

“Insya Allah, tidak
lama lagi Posdaya akan segera punya Kantor Sekretariat. Di ruang bekas
Sekretariat RW inilah, pengurus Posdaya akan berkantor,” papar Asep seraya
menunjukkan ruang dimaksud. Ruang dengan ukuran 2×2 meter ini juga merupakan
bagian tak terpisahkan dari Musholla Sabilussalam.

Memberi
manfaat

Sempitnya lahan, tidak menyempitkan
semangat para pengurus Posdaya untuk bekerja. Dirasa tidak bisa melaksanakan
budidaya produksi, maka mereka memilih menjadikan Posdaya sebagai Pusat
Pelatihan Masyarakat. Disamping sebagai wadah bagi pelaksanaan kegiatan yang
sudah ada sebelumnya, yakni Posyandu Melati dan Posbindu Lansia Bina Sehat.

Seiring waktu, Posdaya
yang diprakarsai oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dan Yayasan Damandiri
ini mulai mengembangkan sayap. Setelah Posyandu dan Posbindu yang merupakan
Bidang Kesehatan, Posdaya Bina Sejahtera mulai merambah Bidang Pendidikan,
diantaranya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bina Mentari dan Pustaka Keliling
Bina Pelita. Untuk Pustaka Keliling ini, Posdaya bekerjasama dengan SMA Rimba
yang kebetulan berlokasi di kampung tersebut.

Di Bidang Ekonomi,
Posdaya Bina Sejahtera patut menjadi contoh bagi perekonomian di mana pun.
Dengan simpanan wajib Rp 10.000.- (sepuluh ribu rupiah) yang bisa dicicil
hingga 10 kali, dan simpanan pokok Rp 1.000.- (seribu rupiah) per bulan,
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Bina Usana Mandiri mampu menjadi penopang
perekonomian sebagian warganya. Misal, ketika seorang warga membutuhkan modal
untuk usaha, maka ia bisa meminjam ke LKM dengan pengembalian tanpa jasa.
Besaran pinjaman tentu disesuaikan dengan kemampuan LKM.

Di bidang ini pula,
Posdaya menggulirkan program Pengembangan Usaha Ekonomi Keluarga, melalui
Kelompok Wanita Terampil (KWT), Kelompok Tani Dewasa (KTD-kaum bapak), dan
Kelompok Taruna Tani Wira Muda Sejahtera (Widara). KWT diarahkan mengelola
pekarangan yang ada, dan mengolah bahan pangan menjadi makanan siap saji. KTD
menanami lahan-lahan kosong yang dimiliki warga maupun yayasan dengan tanaman
hortikultura, seperti kangkung, ubi jalar dan talas. Hasil dari tanaman ini
adakalanya dijual atau dibagi ke warga sekitar. Sementara Widara, saat ini
mulai bergerak di budidaya jamur tiram dan budidaya lele, memanfaatkan lahan
warga yang tidak begitu luas.

Menggenapi prestasi
kerja, Posdaya Bina Sejahtera pada tahun 2009 lalu, mulai menggarap bidang
lingkungan. Hasilnya, sebuah MCK komunal sumbangan APBD Provinsi Jawa Barat
kini berdiri kokoh di atas tebing Sungai Ciomas. Menariknya, di bawah bangunan
yang tertata rapi ini, terdapat septic
tank
berukuran besar, yang mampu menampung limbah rumah tangga dari 25 KK.

“Alhamdulillah, kini
sungai Ciomas relatif bersih. Dulu, hampir semua warga membuang limbahnya ke
sungai. Kini dengan iuran Rp 3.000 per bulan, warga bisa leluasa membuang
limbahnya ke septic tank ini. Di area
MCK komunal ini juga dibangun tempat pengolahan biogas,” papar Asep, penerima
penghargaan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat dari Tembang Gesang, tahun 2009.

Banyaknya kegiatan,
aktifnya pengurus, tidak adanya “rangkap jabatan” di masing-masing bidang, ada
LKM, dan rapat evaluasi kegiatan triwulan rutin dilakukan, menjadikan Posdaya
Sejahtera sebagai Posdaya Berprestasi Tingkat Nasional bersama 4 Posdaya lainnya.
Tidak hanya pengurus Posdaya yang pantas berbangga, namun warga Kel. Pasir
Mulya pada umumnya patut berbangga, karena mereka terpilih dari sekitar 5.000
(lima ribu) Posdaya se-Indonesia. Selamat! (nm)