Swasembada Daging: Obsesi Atau Kebutuhan?
Ada 15 komoditi yang menjadi katalis bagi
pengembangan dunia agribisnis di Indonesia diantaranya beras,
kedelai, jagung, gula, kopi, kakao, sapi, ayam, tuna, udang, mangga. "Perlu harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan. Roadmap perlu terintegrasi dari hulu hingga
hilir hingga produk-produk pertanian kita memiliki nilai tambah. Terkait sapi dan daging, Indonesia
pernah mencapai prestasi mengekspor daging ke Hongkong. Strategi ke depan bagaimana swasembada daging
dengan peningkatan populasi sapi potong dan sapi perah. Penting pula bagi kita bagaimana cara
meningkatkan kemampuan meningkatkan populasi.
Untuk itu butuh kebijakan yang efektif agar kendala-kendala seperti
industri pembibitan, industri pemotongan dan industri pengolahan daging serta
berbagai industri sampingannya, "Demikian dikatakan Juan Permata Adoe (KIBIF) saat
berlangsung talkshow Swasembada Daging: Obsesi atau Kebutuhan? yang digelar
dalam rangkaian Agrinex 2010 di Jakarta Convention Center.
Dirjen
Peternakan, Tjepy Sudjana yang berkesempatan hadir pada saat itu menegaskan
sebenarnya kita optimis swasembada daging.
Potensi kita cukup besar untuk itu.
Dicontohkannya, lahan-lahan kita untuk mendukung budidaya sapi sangat
besar. Pemerintah terus melakukan
berbagai upaya untuk menciptakan situasi kondusif bagi peternak sapi di Indonesia untuk
maju dan berkembang.
Yudi
Guntoro Noor (Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia/ISPI) mengatakan dibanding
ternak ruminansianya lainnya, sapi merupakan ternak yang siklusnya
panjang. "Jika hari ini kita makan sop
buntut, maka tiga tahun setelahnya baru bisa dihasilkan sapi penggantinya, "
tandasnya. Menurutnya, selain peternak, bibit ternak dan teknologi pakan
merupakan hal-hal penting dalam pewujudan swasembada sapi.
Seorang
peserta talkshow asal Banyumas, Sukirno menyoroti tentang limbah/kotoran sapi
yang selama ini belum banyak dimanfaatkan untuk pupuk. Ia mengisahkan pengalamannya dalam mengolah
limbah sapi dengan menggunakan mikroba menghasilkan produk yang dibranded-nya
sebagai "Pusaka Alam" sebagai cairan nutrisi untuk tanaman.
Forum
Peternak Sapi Indonesia pun
turut memberikan masukan-masukan berharga dalam pengembangan sapi di Indonesia,
serta mengharapkan dukungan pemerintah bagi peternak-peternak sapi di Tanah
Air.
Dipandu
oleh Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Dr. Luki Abdullah,
talkshow ini berjalan sangat semarak.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme peserta untuk berdiskusi tentang
topik peternakan ini. (nUr)