Bunda Marwah Daud Ibrahim: “Kalau Anda Gagal Berencana, Anda Berencana Untuk Gagal”

Bunda Marwah Daud Ibrahim: “Kalau Anda Gagal Berencana, Anda Berencana Untuk Gagal”

Berita

“Yakin. Kalau orang lain bisa, saya harus bisa. Kalau orang lain tidak bisa, saya harus tetap berusaha untuk bisa”. Kalimat penuh semangat yang ditulis Bunda Marwah Daud Ibrahim ini, demikian ia akrab dipanggil, dibaca serentak oleh sekitar 500 orang mahasiswa di Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Darmaga Bogor, Sabtu (27/3).  Pelafalan ulang ini disaksikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof.Dr. Yonny Koesmaryono., dan Kasubdit Minat, Bakat dan Penalaran Direktorat Kemahasiswaan Bambang Riyanto, S.Pi,M.Si.

“Untuk itu, kita hendaknya senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT, Tuhan Pencipta alam semesta. Apa pun yang akan Anda inginkan, tanpa adanya spirit dari Allah, tidak akan pernah tercapai. Kita lihat banyak orang yang punya harta, namun kekayaannya itu tidak berarti, karena tidak adanya spiritualitas,” papar Bunda Marwah pada acara Leadership and Entrepreneurship School (LES) IPB 2010.

Penulis buku “Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD)” ini selanjutnya mengajak para peserta LES IPB 2010 melakukan simulasi membuat peta hidup atau peta navigasi hidup dalam selembar kertas. Menurut Bunda Marwah, dengan peta hidup, arah perjalanan masa depan dan nasib tidak hanya ditunggu secara pasif, tapi direncanakan.

Pada selembar life planing itulah para peserta kemudian menuliskan rencana besar hidup mereka di tahun-tahun mendatang. Hendak berbuat apa atau ingin menjadi apa, mereka bebas menuangkannya. “Sukses bisa dan harus direncanakan. Kalau Anda gagal berencana, Anda berencana untuk gagal,” tandas Bunda Marwah.

LES IPB 2010 juga menghadirkan penulis buku best seller “Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian”, Valentine Dinsi, SE,MBA,MM. Dalam kesempatan ini, Valentine membakar semangat para peserta LES untuk menjadi entrepreneur sejati. “Kalau ingin jadi pengusaha, duduklah bersama pengusaha. Saat dekat dengan mereka, kita bisa belajar secara langsung. Tanyalah pada yang ahli, jika kalian tidak tahu,” kata Valentine seraya mengutip sebuah Hadits Rosulullah SAW.

Dalam kesempatan ini, Valentine yang juga Penggagas  Gerakan Nasional Ayo Mandiri ini memberi contoh kehidupan seorang pemuda cacat bernama Habibie Afsyah. Habibie yang hampir seluruh anggota tubuhnya lumpuh ini, menghabiskan hari-harinya dengan duduk di atas kursi roda. Allah Maha Penyayang, diberinya Habibie satu buah jari yang digunakannya untuk mengoperasikan komputer. Dengan satu jari itulah ia menjelajah dunia melalui internet untuk berbisnis. Hasilnya, pundi-pundi rupiah ia peroleh setiap harinya.

“Oleh karena itu, wahai kalian para mahasiswa yang memiliki lengkap jari-jemari, dan dengan anggota tubuh yang sehat dan sempurna, sudah sepantasnya malu, jika selama ini hanya bisa mengharap pemberian dari orang tua,” tandas Valentine yang mengajak serta anak pertamanya berumur 11 tahun, dan sudah memiliki sejumlah tabungan, hasil kerja mandirinya. (nm)