LPPM IPB Siap Bantu PT. Antam Wujudkan Wilayah Konservasi yang Kondusif
Naskah kerjasama LPPM IPB dengan PT. Antam Tbk Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor mengenai ”Kajian Dampak Kumulatif Aktivitas Penambangan Emas di Pongkor Terhadap Ekosistem Cikaniki – Studi Kasus Pencemaran Sianida” ditandatangani pada Jumat (29/1) di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga.
Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Prof.Dr. Bambang Pramudya dan Senior Vice President PT. Aneka Tambang Tbk Pongkor, Ir. S.W.Wawan Herawan.Penandatanganan disaksikan oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Pengembangan IPB Prof.Dr. Hermanto Siregar, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Dr.Ir. Bambang Suprianto, dan Camat Nanggung Ujang Supendi.
Ir. Wawan Herawan dalam sambutannya mengatakan, kerjasama ini merupakan bentuk kepedulian PT. Antam terhadap kelangsungan ekologi di kawasan konservasi yang berada di Kec. Nanggung itu. “Kami tidak menutup mata terhadap kondisi di luar PT. Antam. Penelitian yang kami lakukan menemukan adanya pencemaran di sungai Cikaniki dan sejumlah anak sungai lainnya akibat PETI atau penambangan tanpa izin yang menggunakan merkuri dan sianida. Ini harus segera ada penanganan yang komprehensif. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada IPB yang siap melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan ini,” papar Ir. Wawan.
Prof.Dr. Bambang Pramudya menyambut gembira upaya yang dilakukan PT. Antam. Menurutnya, IPB dan PT. Antam memiliki kesamaan, yaitu tidak bisa lepas dari alam. Dikatakan, IPB memiliki sejumlah pusat yang bisa membantu keinginan PT. Antam dalam mewujudkan wilayah konservasi yang kondusif. Pusat itu diantaranya adalah Pusat Studi Reklamasi Tambang, dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup.
“Kerjasama yang dilakukan ini merupakan wujud kebersamaan akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat, atau biasa kami sebut dengan istilah ABGC. Semoga ini semua bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” harap Prof. Bambang. (nm)