Menkominfo Berbagai Sukses Dengan Mahasiswa Baru Pascasarjana IPB

Menkominfo Berbagai Sukses Dengan Mahasiswa Baru Pascasarjana IPB

Berita

Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA, berbagi kiat-kiat sukses dengan Mahasiswa Baru Pascasarjana IPB, pada kegiatan Kuliah Perdana untuk Mahasiswa Baru Program Magister dan Doktor Sekolah Pascasarjana (SPS) IPB, di GWW (28/8) Kampus IPB Dramaga, Bogor.

"Pola pikir itu ibarat sebuah bangunan yang memiliki dua dinding yang di tengahnya memiliki lantai-lantai dari satu hingga lima. Dinding sebelah kiri berisi pola pikir berbasis nilai-nilai pernikahan sementara dinding sebelah kanan berbasis nilai-nilai perceraian," ujar Menkominfo pada acara tersebut.

Ia mengibaratkan, orang yang sudah terkena faham nilai-nilai pernikahan melihat apa saja itu baik dan tidak ada jeleknya. "Orang yang akan menikah itu akan memandang siapapun yang akan menjadi pasangannya dengan kacamata baik. Kalau calon pasangannya gemuk, maka ia akan mengatakan seger. Kalau calon pasangannya kurus, maka ia akan mengatakan langsing, kalau calon pasangannya memiliki postur tubuh kecil, maka ia akan mengatakan efisien, kalau calon pasangannya memiliki orang tua yang banyak hutang maka ia akan mengatakan ini adalah lahan pengabdian cinta sejatinya," ujar Menkominfo di hadapan 954 mahasiswa baru pascasarjana IPB, diikuti gelak tawa hadirin.

Sebaliknya, orang yang terkena faham nilai-nilai pola pikir perceraian, apapun yang ia lihat adalah sisi negatifnya. "Yang namanya perceraian, meskipun sudah menikah 20 tahun dan punya anak lima, jika sudah masuk ke Badan Penasehat Pembina Pelestarian Perkawinan (BP4), itu yang muncul adalah daftar negatif calon pasangannya. Seakan-akan selama hidupnya itu ia tidak pernah bahagia," ujarnya.

Menurutnya, yang berada ditengah-tengahlah yang namanya keluarga, dimana di dalamnya terdapat lima lantai, atau lima level.

"Level pertama adalah Discipline mind, yaitu pola pikir yang berbasis pada satu disiplin ilmu, semua permasalahan dipecahkan dengan pola pikir satu sisi disiplin ilmu saja. Level kedua adalah synthesizing mind, yaitu pola pikir yang mengkombinasikan beragam disiplin ilmu, jadi permasalahan dipecahkan dengan pendekatan beragam ilmu pengetahuan. Level ketiga adalah creating mind yaitu pola pikir yang kreatif, atau pola pemikiran yang outside the box. Syarat menjadi kreatif itu adalah fleksibel, namun konsekuensinya ini akan lebih banyak pandangan/ beragam dan memiliki potensi crash. Maka dari itu untuk menghindari crash levelnya dinaikan ke respectfull mind yaitu pola pikir yang saling menghargai dan menghormati. Pola pikir ini harus didasari dengan konvensi-konvensi bersama berdasarkan kebenaran. Menghargai dan menghomati itu memiliki batas, jika diprovokasi terus akan jebol juga, maka perlu menaikan levelnya lagi ke tingkat ethical mind. Pola pikir yang berdasarkan etika,"ujarnya.

Ia menambahkan untuk meraih hidup sukses dan bahagia maka di dalam tiap level itu harus diisi dengan nilai kecepatan (Hukum Moove), networking (Hukum Metcalfe) dan efisiensi (Hukum Coase).
"Setelah mendapatkan pola pikir itu lalu apa yang akan kita lakukan," ujarnya. Ia menambahakan, setelah terbentuk pola pikir itu maka harus menjadi agent of transformator. Yaitu mengubah dirinya dari yang tidak tahu dirinya tidak tahu (Ignorance society) menuju, tahu dirinya tidak tahu (Awareness Society), tahu dirinya tahu (Proficiency Society) dan yang terakhir adalah menjadi orang yang tahu bagaimana menempatkan ilmu pengetahuan itu dengan baik (Master Society).

"Itulah pekerjaan yang harus kita lakukan di dalam dunia riset, yaitu membuat riset yang memberikan manfaat dan maslahat bagi masyarakat banyak," ujarnya mengakhiri kuliah perdananya itu.

Hadir beberapa pejabat IPB di dalam kegiatan ini, Rektor IPB, Prof.Dr.Ir Herry Suhardiyanto, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof.Dr.Ir.H. Yonny Koesmaryono, MS., Dekan SPS IPB, Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS., Wakil Dekan SPS, Dr.Ir. Dedi Jusadi, M.Sc., Sekretaris Program Doktor, Prof. Dr. Ir. Marimin, M.S., Sekretaris Program Magister, Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS., Dr.Ir. Muladno, MSA., dan sejumlah dosen. (man)