Simposium Internasional Buah Tropis dan Subtropis di IPB

Simposium Internasional Buah Tropis dan Subtropis di IPB

Berita

Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama Departemen Pertanian, Kementrian  Riset dan Teknologi, International Society for Horticultural Sciences (ISHS) dan Himpunan Hortikultura menggelar The 4th  International  Symposium on Tropical and Subtropical Fruits pada 3-4 November di IPB International Convention Center (IICC).

Simposium ini menghadirkan pembicara kunci Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian Republik Indonesia Dr.Ir.Ahmad Dimyati.  “Simposium ini mengkaji perkembangan terbaru dan mengeskplorasi penelitian potensial buah tropis dan subtropis,” tandas Ketua Panitia, Prof.Dr. Roedhy Poerwanto. Simposium ini berisi berbagai kegiatan diantaranya: presentasi hasil penelitian, presentasi poster, workshop, wisata professional ke kebun buah-buahan, dan pameran produk hortikultura. “Simposium ini mendiskusikan berbagai topik antara lain: perbenihan dan bioteknologi, manajemen pengendalian hama penyakit, psikologi dan teknologi produksi, teknologi pascapanen, proses dan keamanan pangan, ekonomi dan pasar, pendidikan, perluasan dan transfer teknologi.” 

 

 Disamping simposium, juga diselenggarakan workshop yang mengangkat tema: Supplay Chain Management on Tropical Fruits, Post Harvest Technology for Tropical Fruits in Globalization Economics, Good Agricultural Practices Implementation for Improving Competitiveness of Tropical Fruits, Organic Fruits Development and Its Market Share, Sanitary and Phyto-sanitary and Pest Risk Analysis for Accelerating Tropical Fruits Export, dan Utilization and Development of Tropical Fruits Human Health. 

 

Simposium  ini dihadiri 220 peserta dari 29 negara diantaranya Benin, Kenya, Afrika Selatan, Afrika Barat, Australia, Belgia, Perancis, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, Brazil, Meksiko, Jepang, India, Iran, Argentina, Turki, Korea, Taiwan,  Arab Saudi, Israel, Thailand, Myanmar, Srilangka, Philipina, Malaysia, China, Indonesia dan negara di Asia lain.

Dalam sambutannya, Rektor IPB, Dr.Ir.Herry Suhardiyanto, M.Sc mempromosikan IPB pada hadirin. Rektor juga menyampaikan potensi buah-buahan tropis Indonesia.  “Indonesia salah satu negara di Asia yang merupakan salah satu produsen terbesar  buah-buah tropis dunia.” Rektor mengambil contoh buah mangga dan pisang sebagai sumber pendapatan penduduk di beberapa daerah di Indonesia.

Menurut Rektor, buah merupakan kebutuhan dasar manusia. Umumnya, masyarakat mengkonsumsi buah segar tropis dan subtropis. Rektor menjelaskan manfaat buah-buahan. Buah mengandung beranekaragam vitamin dan mineral yang bagus untuk diet. Beberapa buah terutama mangga dan pepaya sangat baik sebagai sumber karoten atau pro vitamin A.  Buah jeruk dan jambu biji diketahui sangat baik sebagai sumber vitamin  C. Buah tropis dan subtropis juga kaya pekin, serat, selulosa, yang baik untuk memperlancar usus.  Umumnya, buah sangat baik sebagai sumber  asam organik, menambah nafsu makan, dan menjaga kesehatan pencernaan. ”Selain dikonsumsi segar, buah tropis dan subtropis sebagai bahan baku minyak, parfum, pakan ternak, tekstil, kertas, kontruksi dan furnitur,”ujar Rektor.

 

 

 Potensi pengembangan buah tropis tidak hanya untuk konsumsi saja. Penanaman buah tropis pada agroforestry dan hortikultura perkotaan penting diusahakan. Beberapa tanaman buah bisa berfungsi sebagai ornamen tanaman  cantik yang tidak hanya mampu memperbaiki udara, namun juga berkontribusi dalam keseimbangan ekologi. ”Mereka mudah dikembangkan di taman atau kawasan industri atau gedung  dan  penanaman sepanjang jalan raya,” tegas Rektor. Oleh karena itu, kegiatan riset harus terus digalakkan  untuk meningkatkan dan memperbaiki pemupukan, ilmu dan teknologi buah-buahan.IPB berkomitmen dan mendukung penuh  semua usaha menuju pengembangan ilmu dan teknologi buah-buahan.. 

 

 Chair International  Society for Horticultural Sciences, Jacky Ganry menjelaskan Simposium Internasional ini diharapkan memperkuat upaya pencapaian Millenium Development Goals yakni pemberantasan kemiskinan dan kelaparan juga meningkatkan kesehatan ibu dan anak. ”Saat ini dunia dihadapkan pada tantangan penyakit kronis seperti  obesitas, diabetes, kanker, kardiovaskular, dan kekurangan pangan atau gizi di Afrika. Industri sedang berlomba menemukan produk yang  mengatasi masalah kesehatan tersebut,” urai Jacky Gary.

Buah dan sayur sangat potensial dalam meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk mampu menekan penyakit tersebut. ”Inilah yang menjadi alasan WHO dan FAO pada tahun 2004 melaunching inisiasi dan promosi buah serta sayuran untuk kesehatan. Tujuannya untuk menstimulasi dan mendukung kerengka kerja di tingkat nasional, khususnya negara berkembang,” Buah tropis dan subtropis harus digarisbawahi sebagai kontributor kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesehatan yang lebih baik di negara berkembang. ”Sudah saatnya memberikan perhatian lebih untuk menghubungkan antara pertanian, makanan, gizi dan kesehatan  di tingkat lokal dan nasional. Memungkinkan pula buah tropis dan subtropis indegenus menjadi solusi unik untuk menghadapi kelaparan dan kekurangan nutrisi dunia,” tegas Jacky. (ris)