Penyematan Nama Prof. Sumardi Sastra Kusumah sebagai Nama Auditorium FPIK IPB

Penyematan Nama Prof. Sumardi Sastra Kusumah sebagai Nama Auditorium FPIK IPB

Berita

Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Prof. Sumardi Sastra Kusumah (alm) sebagai sosok yang berjasa besar dalam perintisan pendirian Fakultas Perikanan pertama di IPB (yang juga pertama di Indonesia) serta berbagai kiprah pengembangannya, pada Selasa (19/8) dilakukan Peresmian nama auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB sebagai Auditorium "Sumardi Sastra Kusumah". Peresmian ditandai dengan pembukaan tirai diiringi pembunyian sirine oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Dr. Ir. Yonny Kusmaryono, MS mewakili Rektor IPB. Hadir pada kesempatan ini jajaran pimpinan FPIK, para sesepuh dan senior FPIK, dosen, tenaga penunjang serta keluarga besar Prof. Sumardi Sastra Kusumah.

Dalam sambutannya, Prof. Yonny menyatakan makna penting penamaan auditorium tersebut sebagai upaya menghargai sekaligus meneladani kiprah salah satu sesepuh IPB tersebut. "Perjuangan Prof. Sumardi telah mengharumkan nama IPB, khususnya FPIK. Sekarang kita dituntut untuk memberikan kontribusi yang sama, bahkan harus lebih baik lagi, " tandas Prof. Yonny.

Dekan FPIK IPB, Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MSc dalam sambutannya menyatakan, "Sudah 45 tahun fakultas ini berdiri. Di awal pendiriannya, fakultas ini hanya memiliki 2 orang doktor yakni Dr. Sumardi Sastra Kusumah dan Prof. Kusman Kusumawijaya. Kini jumlah doktor di FPIK ada 90 orang. Itu artinya telah terjadi kenaikan 45 kali lipat sejak awal berdirinya hingga sekarang." Lebih lanjut dikatakannya, "Momen peresmian ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dengan para sesepuh dan senior di FPIK." Ungkapan apresiasi pun ditujukan kepada Himpunan Alumni FPIK IPB yang tentu turut berperan dalam proses pengembangan FPIK selama ini.

Pada kesempatan tersebut hadir Ketua Senat FPIK IPB yang juga menjabat sebagai Ketua Alumni FPIK IPB, Prof. Dr. Ir. Enang Haris. "Prof. Sumardi banyak jasanya bagi pengembangan perikanan dan kelautan, di FPIK IPB khususnya, maupun di level nasional bahkan internasional. Selama 20 tahun, beliau adalah satu-satunya guru besar di FPIK. Beliau telah banyak menyumbangkan pemikiran berharga. Sehingga pada 9 Juni 2008, Senat FPIK IPB menyepakati untuk memberikan penghormatan dan penghargaan kepada beliau dengan menjadikan nama beliau sebagai nama auditorium FPIK ini, " urai Prof. Enang Haris.

Kesan pesan terhadap sosok Prof. Sumardi pun disampaikan beberapa kolega, diantaranya Prof. Daniel Monintja, Etty Eidman, SH, Prof. Rudi Nitibaskoro, dan Prof. Pong Soewignyo. "Saya ingat, di tahun 1976, saat beliau menjabat sebagai Dekan FPIK IPB, beliau mengatakan bahwa Fakultas Perikanan IPB harus menjadi "trend setter". Makna trend setter saat itu tidak saya pahami. Belakangan saya baru mengerti bahwa ternyata FPIK IPB dijadikan kiblat/rujukan bagi pendirian fakultas perikanan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Inilah makna ucapan beliau saat itu, " kenang Prof. Daniel Monintja.

Etty Eidman, SH pun bertutur, "Yang tak pernah bisa saya lupakan tentang Pak Sumardi adalah ketika beliau berpesan, "Kalau kita menjadi jenderal, janganlah kita bergaya kopral!" Makna ini begitu dalam ketika kita sebagai pempimpin, maka berikanlah kepercayaan dan tanggung jawab penuh kepada bawahan." Kesan senada datang dari Prof. Rudi Nitibaskoro, "Beliau adalah seorang motivator. Jam perkuliahan tidak semata-mata diisi dengan penyampaian materi perkuliahan, tetapi beliau pun memotivasi para mahasiswa agar bisa maju." Sementara Prof. Pong Soewignyo mengurai cikal bakal pendirian Fakultas Perikanan IPB dimana Prof. Sumardi sebagai salah satu pionernya, disamping Prof. Gunawan Satari (Fakultas Pertanian IPB) dan Hasanuddin (Dinas Perikanan). (nUr)