Jero Wacik: Hutan dan Pariwisata Harus ‘Dikawinkan’

Jero Wacik: Hutan dan Pariwisata Harus ‘Dikawinkan’

Berita

dsc_0278_400
Untuk mengembangkan pariwisata alam di kawasan konservasi , bidang kehutanan dan kepariwisataan harus benar-benar 'dikawinkan'.
Diibaratkan suatu hubungan atau pernikahan, saat ini baru kawin siri dan belum benar-benar disatukan. Hutan dan pariwisata harus dikawinkan. Demikian dikatakan Menteri Kebudayaan dan Kepariwisataan Jero Wacik bersama Menteri Kehutanan MS Ka'ban, saat membuka acara semiloka "Promosi Pariwisata Alam di Kawasan Konservasi,” bertempat di IPB Internasional Convention Center (IICC), Kamis (26/6).
Dalam kesempatan yang digelar berkat kerjasama IPB dan Departemen Kehutanan, Menbudpar Jero Wacik menyebutkan perolehan devisa dari sektor pariwisata tahun 2007 mencapai 5,3 miliar dollar atau sekitar Rp 50 triliun dengan jumlah wisatawan asing yang berkunjung sebanyak 5,5 juta orang. Pihaknya mentargetkan sebanyak 7 juta wisatawan asing dengan devisa 6,7 miliar dollar atau sekitar Rp 65 triliun pada tahun 2008. Untuk mencapai itu, pihaknya terus melakukan upaya peningkatan diantaranya dengan kampanye sadar wisata.

"Saat ini kami sudah membuat banyak kelompok sadar wisata (darwis). Karena sebenarnya di situlah permulaan ekowisata kita bisa berkembang,"katanya

Sementara itu, Menteri Kehutanan MS Kaban, dalam sambutannya mengakui bahwa saat ini wawasan terkait kepariwisataan alam di kawasan konservasi  belum terbangun. Namun demikian, Ka'ban merasa optimis bahwa langkahnya bersama Menbudpar akan berhasil.
Harus ada studi mendalam di kalangan perguruan tinggi, khususnya kehutanan. Menhut juga menilai, masih terlalu banyak aturan dan belum ada keseimbangan. Kawasan konservasi saat ini masih diberi harga murah. "Paymentnya tidak seimbang dengan nilai konservasi yang sangat tinggi. Harusnya dibuat eksklusif. Untuk masalah lainnya disesuaikan saja,"katanya.

Terkait MoU antara bidang kebudayaan keparawisataan dan kehutanan, Rektor IPB Dr.Ir.Herry Suhardiyanto, M.Sc. mengatakan, IPB akan membangun basis-basis khusus. Diantaranya basis kemasyarakatan atau wisata kerakyatan yang sasaran dan tujuannya langsung kerakyatan. Selain itu juga menjaga keberlanjutan dari ekowisata itu sendiri.
 

”Seminar ini memiliki peranan yang sangat strategis mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, sesungguhnya hal ini sangat mendukung untuk kegiatan pariwisata Indonesia. Kita harapkan keberhasilan promosi wisata Indonesia dengan dicanangkan visit Indonesia Year  2008,” ujar Rektor IPB.

Rektor pun menandaskan, IPB sebagai salah satu kompoenen bangsa memiliki komitmen yang kuat dalam membantu pemerintah untuk memajukan pariwisata.
Pada acara semiloka tersebut juga dilangsungkan penandatanganan MoU antara Departemen Kehutanan dan Departemen kebudayaan dan Parisiwata ditandatangani oleh Menhut dan Menbudpar, disaksikan oleh Rektor IPB, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Departemen Kehutanan, Ir. Darori, MA., dan Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Departemen Kehutanan, Dr.Ir.Bambang Tri Hartono, MF.
 Acara ini menampilkan presentasi dari beberapa pemakalah diantaranya: Prof. Dr. Harini Muntasib (Staf Pengajar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata fakultas Kehutanan IPB).(man)