Kamandrah , Tanaman Obat Multiguna
Kamandrah, begitu masyarakat Kalimantan Tengah menyebut tanaman yang berdaun hati mirip sirih, berbiji sebesar mahkota dewa ini. Masing-masing wilayah Indonesia mengenal kamandrah dengan nama-nama berbeda. Masyarakat Sumatera Barat menyebut Simakian, cekaren (Jawa), reoengkok (Sumatera Utara), semoeki(Ternate), Kowe (Tidore).
"Biji kamandrah (Croton tigliun L) mengandung stearin, palmitin, olein dan berbagai macam senyawa lemak. Kandungan minyak croton yang terdapat dalam bijinya sekitar 53-56 persen," ungkap Mahasiswa S3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Saputera dalam ujian terbuka disertasinya ‘ Karakteristik Biji Kamandrah dan Pengembangan Teknologi Proses Ekstrak Terstandar Sebagai Bahan Laksatif Senin (4/2) di Kampus IPB Darmaga.
Kamandrah merupakan tanaman multiguna. Akar tanaman kamandrah berkhasiat sebagai obat demam dan daunnya untuk urus-urus. Sebagai obat urus-urus, dipakai sekitar 10 gram daun kamandrah, dicuci dan disaring dengan satu gelas air matang. Hasil saringannya diminum sekaligus. Irisan bijinya seberat 1-2 gram dapat digunakan sebagai obat pencahar. Untuk mengobati perut kembung, biji kamandrah dibakar dan digiling, dibalur pada bagian perut. Daun tanaman ini juga bermanfaat sebagai obat penurun panas. Kamandrah dihancurkan memakai air, kemudian dibalur keseluruh tubuh.
Menurut Dictionary of Natural Products, tanaman kamandrah mengandung beberapa senyawa bahan aktif yang digunakan dalam fitofarmaka: minyak croton, sapium, crotonosida.2- hidroxiadenosin, isolate aglikon kamandrah. Minyak croton dan sapium digunakan sebagai obat tumor.
Tujuan penelitian Saputera untuk mendapatkan senyawa aktif dalam ekstrak biji kamandrah sebagai bahan laksatif, dosis tepatnya, dan menghasilkan teknologi proses yang sesuai kelayakan finansial. Laksatif adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum operasi dilakukan.
Dari hasil penelitian, Saputera memprediksi senyawa aktif laksatif dalam kamandrah adalah tetradecanoic acid yang sinonim dengan myristic acid. " Dosis efektif biji kamandrah sebagai bahan laksatif yang dilakukan pada hewan uji mencit yaitu 0.06 mililiter per 30 gram berat badan mencit (5,35 gram per kilogram berat badan mencit)," kata Saputera.
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UNPAR) ini merancang produk akhir ekstrak terstandar dan merekomendasikan berbentuk kapsul berdosis 11.08 miligram per kilogram berat badan (9.86 miligram per kilogram berat badan). Penelitian Saputera dibawah komisi pembimbing yang terdiri dari: Prof. Djumali Mangunwidjaja, Dr.Sapta Raharja, Leonardus B.Kardono, PhD, dan Dr.Dyah Iswantini.(ris)