IPB Sosialisasikan Tungku Sekam di Dramaga

IPB Sosialisasikan Tungku Sekam di Dramaga

Berita

Institut Pertanian Bogor (IPB) mensosialisasikan sebuah tungku yang berbahan bakar sekam sebagai energi alternatif, Kamis (14/2) di Kantor Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Sosialisasi ini dilakukan dalam sebuah acara yang bertema "Sosialisasi Penggunaan Tungku Sekam Sebagai Energi Alternatif" dan digelar berkat kerjasama Departemen Fisika FMIPA IPB dan Pemerintah Kabupaten Bogor.

Tungku sekam yang dirancang oleh Ketua Departemen Fisika, FMIPA IPB, Dr.Irzaman, M.Si., dan kawan-kawannya ini, dari segi fisik terlihat hampir mirip dengan kompor minyak tanah lainnya, namun terlihat agak besar. Tidak ada lubang di sisi kiri maupun kanannya, hanya sebuah lubang untuk menyuplai oksigen pada bagian bawah (tungku).

Di dalam kompor, ada sebuah plat seng yang berbentuk kerucut yang diletakan terbalik dan bagian kerucutnya berlubang. Di tengah – tengah kerucut, ada semacam kendi yang bagian atas dan bawahnya berlubang. Di dalam kendi, di pasang semacam pipa dari seng yang sisi-sisinya diberi lubang kecil – kecil seukuran diameter paku besar.

Cara kerja tungku ini, yaitu dengan memasukan sekam dari atas ke pada kerucut terbalik tersebut, dan api dimasukan pada lubang tungku dari bawah. Kemudian tinggal mengatur oksigen dari lubang tungku itu.

"Dibandingkan dengan bahan bakar minyak tanah atau elpiji, kompor berbahan bakar sekam ini biayanya jauh lebih murah. Hanya dengan uang sebesar 30 ribu – 40 ribu, kompor ini bisa diproduksi. Uniknya, denga berbahan sekam, kompor ini menghasilkan abu gosok atau arang untuk pupuk bunga, berarti bersifat multi guna," ujarnya kepada wartawan.

Lebih dalam beliau menjelaskan, memasak menggunakan bahan bakar sekam lebih hemat dibandingkan menggunakan minyak tanah. Dengan satu karung sekam dengan bobot 20 kg gram seharga 2 ribu rupiah bisa untuk empat – lima kali masak.

Sementara, dengan menggunakan minyak tanah 1 liter dengan minimal harga 3 ribu limaratus rupiah hanya bisa memasak 2 kali saja. Sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Bastari warga asal Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

"Menggunakan kompor ini bisa memasak 4-5 kali masak, jauh lebih hemat ketimbang menggunakan minyak tanah. Selain dengan sekam kita juga bisa mencampurnya dengan serbuk gergaji," ujarnya.

Hadir pada acara tersebut, Camat Dramaga, Drs. Deni Ardiana, Dekan FMIPA, Dr. Hasyim, DEA, Ketua Departemen Fisika, FMIPA IPB, Dr.Irzaman, M.Si., Kepala Desa dari Neglasari, Dramaga,dan Cikarawang.

Dalam sambutannya, Camat Dramaga mengatakan, banyak persoalan yang harus dikerjakan secara bersama-sama, dan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata. Contohnya mengenai langkanya bahan bakar minyak tanah ini.

‘Kita seharusnya bisa saling berpangku tangan dalam memecahkan permasalahan yang sedang dialami bangsa Indonesia. Misalnya antara pemerintah, akademisi, swasta dan stakeholder lain," ujarnya.

Sementara itu Dekan FMIPA, Dr. Hasyim dalam sambutannya, terfokus pada keprihatinannya terhadap langkannya energi, padahal Negara Indonesia ini terletak di garis khatulistiwa yang sinar matahari bersinat tiap tahunnya.

"Sosialisasi Tungku Sekam ini merupakan kepedulian IPB dalam membantu pemerintah terhadap krisis energi yang sedang dialami bangsa Indonesia ini." katanya. (man)