Pangeran Akhisino Tertarik Ayam Cemani dan Pelung
Putra Kaisar Jepang, Pangeran Akhisino yang didampingi Putri Kiko saat berkunjung di IPB, Senin (21/1) di Laboratorium A, Fakultas Peternakan IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor, tertarik dengan Ayam Cemani dan Pelung di Indonesia.
Hal tersebut terlihat ketika beliau sedang berkeliling stand yang didampingi pakar ayam lokal dari Fakultas Peternakan IPB, Dr.Ir.Sri Supraptini Mansjoer, Rektor IPB, Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc.dan istri, Dekan Fakultas Peternakan IPB, Dr.Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr., Wakil Dekan Dr.Ir. H. Moh. Yamin, M.Agr.Sc.serta pejabat teras Jepang, Indonesia dan IPB lainnya.
Pangeran lebih banyak memotret Ayam Pelung dan Cemani yang berada dilokasi paling awal dari lorong stand.
Ketertarikannya itu juga dipaparkan oleh Sri saat di wawancara, usai menjelaskan presentasinya tentang "The Current Status of Indonesian Poultry Breeds."
"Pangeran menanyakan bagaimana situasi ayam pelung di Indonesia, pangeran juga mengetahui bahwa ayam pelung itu beratnya bisa sampai 12 kg," begitu dipaparkan Sri menirukan Pangeran Akhisino.
Sri menjelaskan, memang betul apa yang dikatakan pangeran, bahwa ayam pelung bobotnya bisa mencapai 12 kg. Namun, saat ini mencari ayam pelung yang beratnya hingga 12 kg susah, karena pilihan masyarakat atau penggemarnya lebih memilih kepada kualitas suara bukan pada bobot berat badan.
Pangeran juga tertarik dengan Ayam Cemani, dan mempertanyakan apakah benar bisa mengobati jenis penyakit tertentu. "Tentu tidak, itu hanya mitos saja," ujar Sri menjawab pertanyaan pangeran tersebut.
Lebih dalam Sri menjelaskan, kedatangan pangeran ke IPB ini, tak lain adalah ingin mengetahui lebih jauh perkembangan Ayam Kampung yang berasal dari Ayam Hutan itu.
Sri menjelaskan, bahwa saat ini terdapat kesulitan untuk meneliti Ayam Kampung ini, karena Indonesia memiliki ayam kampung yang high variety.
"Untuk mengamati yang sudah ada juga mengalami kesulitan, karena yang sudah terseleksi ini sudah masuk pupulasi berbahaya. Maka dari itu, kita harus meningkatkan kuantitasnya dengan cara pemberian makanan dan kajian social ekonomi masyarakat," ujarnya.
Ayam Indonesia Unggul di dunia
Dr. Sri juga memaparkan bahwa Ayam Hutan di dunia hanya ada di 4 tempat, dan 2 berada di Indonesia, yaitu Ayam Hutan Merah dan Hijau, Jepang sendiri tidak memiliki ayam.
"Ayam kita lebih unggul, kita harus bangga bahwa sesuatu yang milik dunia ini ternyata ada di Indonesia, ujarnya.
Menurutnya, ayam-ayam eksotik yang sekarang berada di Amerika dan dikembangkan di Eropa ternyata menggunakan darah galus-galus, yaitu Ayam Hutan Merah, yang hanya ada di Negara Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia (Sumatera).
Rangkaian kegiatan Pangeran Akhisino ke Bogor diawali dengan kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB) LIPI sekira pukul 09.00 WIB, dilanjutkan ke Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia (RSU) PMI Bogor, kemudian ke IPB pada pukul 13.00 WIB dan kunjungan terakhir ke Cibinong Science Center (CSC) LIPI, pada Senin sore sekira pukul 16.00 WIB. (man)