Dr. Francios Malherbe Berbagi Ilmu di IPB
Akar ilmu bioteknologi berasal dari kombinasi ilmu-ilmu murni seperti: ilmu biologi, fisika, matematika dan kimia. Aplikasi Bioteknologi modern sudah diterapkan di bidang pertanian, industri dan medis. "Dari ketiga bidang tersebut, out put bioteknologi modern berkembangan pesat merambah ranah lingkungan, farmasi, keberlangsungan hidup, produksi, budidaya, kesejahteraan, sosial, vaksin dan sebagainya," ujar Dr.Francios Malherbe dari Environment and Biotechnology Centre, Faculty of Life and Sciences, University of Technology Swinburne, Australia dalam Geust Lecture tentang Modern Application of Biotechnology Selasa (8/1) di Gedung Pusat Antar Universitas Kampus Intitut Pertanian Bogor (IPB) Darmaga. Kuliah dosen tamu yang diselenggarakan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati Dan Bioteknologi IPB ini dihadiri mahasiswa pascasarjana, peneliti dan dosen di lingkungan IPB.
Francios menceritakan tema-tema riset yang sedang digarap di instansinya diantaranya; bioremediasi, tanaman bioteknologi, kesehatan masyarakat, komponen biomolekuler, kualitas air, koloid dan sebagainya. "Kami menemukan prosedur dye decolourisation yang dipakai di industri tekstil. Bahan dye decolourisation menggunakan enzim yang diambil dari enzim jamur tertentu dan juga bisa sebagai media pertumbuhan fungi. Sayangnya kami telah mematenkannya sehingga saya tak bisa memberi tahu Anda begitu saja," jawab Francois pada salah seorang penanya.
Menurutnya, perkembangan bioteknologi membutuhkan proses panjang. Ia mencontohkan penemuan obat aspirin yang berawal dari inspirasi Hipproches tahun 600 -an Masehi tentang kemampuan daun willow(salix) dalam mengurangi rasa sakit. Penemuan ini kemudian menginpirasi pembuatan salix acid dan pada tahun 2000 PT Bayer memproduksi aspirin yang mudah dimanfaatkan untuk mengurangi sakit kepala (pusing).(ris)