Langka, Ahli Biofisika dan Biofisika Medis Indonesia
Ahli biofisika dan biofisika medis Indonesia saat ini bisa dihitung jari dibandingkan Ilmu Fisika. Biofisika dan biofisika medis masih belum populer di masyarakat Indonesia. Ahli biofisika dan biofisika medis di Indonesia baru sekitar 6 orang yaitu satu di Institut Pertanian Bogor (IPB), dua di Universitas Indonesia, dua dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan satu dari Universitas Padjajaran. "Dalam rangka mensosialisasikan manfaat mempelajari Biofisika dan Fisika Medis kepada masyarakat Indonesia, tahun ini kami kembali menyelenggarakan Simposium Regional Bofisika dan Biofisika Medis," kata Ketua Panitia The 2007 Regional Symposium on Biophisics and Medical Phisics, Dr.Irzaman didampingi Ir.Yessi Widiasari, M.Si Kamis (29/11) di Auditorium Rektorat Kampus IPB Darmaga. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara IPB, Departemen Fisika Universitas Indonesia, Universitas Malaysia Perlis, Himpunan Fisikawan dan Medikal Biofisikawan Indonesia, dan Himpunan Fisika Indonesia.
Biofisika merupakan fenomena ilmu fisika menggunakan bahan-bahan biologi. Teknologi biofisika telah diterapkan dalam bidang pertania di IPB diantaranya alat pengering, pendingin, biosensor buah-buahan, dan biomembran dari natan de coco. Di bidang biofisika medis, tim IPB bersama tim perguruan lain sedang meneliti pembuatan tulang palsu yang bisa tumbuh seiring pertumbuhan badan. " Kami sedang melakukan penelitian awal tentang tulang sintetis dari bahan-bahan hidup yang nantinya bisa ditransplatansikan ke tubuh manusia dan disesuaikan tubuh," kata Staf Pengajar Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Yessi Widiasari .
Pembicara kunci Presiden Direktur Universitas Darma Persada, Prof. Kamaruddin Abdullah mengatakan aplikasi Ilmu Fisika dan Matematika di bidang Biologi dapat membantu karakterisasi bahan-bahan biologi yang menguntungkan industri. Keinginantahuan terhadap biofisika bisa mendorong lebih jauh kemajuan dunia Fisika untuk mengungkap mekanisme dasar fenomena studi ini. Terlebih lagi mengetahui respon bahan-bahan biologi melawan kekuatan pengganggu luar atau percobaan yang akan menghasilkan petunjuk pada ahli teknik bagaimana memanipulasi parameter perintah untuk memperoleh desain optimal mesin proses. " Sebagai contoh, bahan pangan dan tanaman obat-obatan membutuhkan kehati-hatian serta keunikan prosedur proses sehingga tidak kehilangan zat gizi penting dan komponen farmasinya," jelas Kamaruddin. Dalam kesempatan itu, Kamaruddin juga mempresentasikan pengalamannya dalam mempelajari bahan-bahan biologi untuk tujuan pengeringan dan pendinginan
Mengutip pernyataan Albert Einstein, Rektor IPB, Prof. Dr. Ahmad Ansori Mattjik dalam sambutannya mengatakan seseorang dapat merasakan perasan terdalam interaksinya dengan makhluk hidup lain, dengan cara tetap memegang teguh prinsip fisika tradisional.
"Pernyataan ini memperingatkan pada kita agar lebih berusaha mempelajari organisme hidup, hukum dasar fisika yang nantinya akan memberikan kita lebih banyak pengetahuan tentangnya," kata Mattjik. Fisika, ilmu paling berharga yang manusia juga dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki kualitas kesehatannya. Fisika Medis memainkan peran penting dalam mengembangkan banyak metode rumit untuk menyembuhkan pasien dengan lebih akurat melalui dosis obat atau radioterapi. "IPB memiliki beberapa payung penelitian sebagai platform kita untuk memperkaya tujuan dan biofisika, terutama bidang bioenergi dan biomaterial," ujar Rektor IPB.
Simposium ini menghadirkan pembicara dalam dan luar negeri antara lain: Presiden Universitas Dharma Persada Jakarta, Prof.Dr. Kamaruddin Abdullah, Universitas Hongkong, Prof.Min Wang, Universiti Malaysia Perlis, Prof. Mahamad Nor Jaafar, National Cancer Center Singapore Prof. Wong Toh Jui , Universiti Malasya Perlis, Prof.Dr.Noor Ahmad dan University of Indonesia, Prof.Dr.Djarwani.
Jumlah peserta simposium ini sekitar 200 orang yang berasal dari IPB, Intitut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Pelita Harapan, Politeknik Kesehatan Jakarta, Universitas Darma Persada Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Malaysia Perlis, Universiti Malaysia Sabah, Delft University of Technology, University of Hongkong, Badan Penelitian Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Badan Intelegen Nasional (BIN), Taman Mini Indonesia Indah, Departemen Hukum dan dan Hak Azasi Manusia, National Cancer Center Singapore, Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rumah Sakit Pertamina Jakarta, Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Sirim Selangor, fisikawan dari Malaysia, Singapore, Hongkong dan Belanda. (ris)