Peserta ICIS dari Timor Leste Kagumi IPB
“Wow, luar biasa IPB ini, sangat besar. Insya Allah, perjalanan saya bersama ICIS ke IPB saat ini akan saya sampaikan ke Menteri Pendidikan Timor Leste,” ujar Arif Abdullah Sagran, peserta Konferensi Cendikiawan Islam Internasional (ICIS) II yang berasal dari negara Timor Leste.
Ditemui di sela-sela kunjungan ICIS di kampus IPB Darmaga (22/6), pria yang menjabat Presiden Centro de Comunida Islamica de Timor Leste (Pusat Komunitas Islam Timor Leste) ini, tampak memiliki kesan yang mendalam terhadap IPB.
“Sebagai pimpinan Islam di Timor Leste selalu saya tekankan bahwa pendidikan itu sangat penting. Memiliki SDM unggulan itu sangat penting,” demikian alasan Arif. Terlebih menurutnya, sebagai negara yang baru Timor Leste masih belum bisa mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduknya.
Disebutkan, sampai saat ini negaranya masih harus mengimpor beras dari Vietnam, gula dari India dan kebutuhan sembako lainnya dari Indonesia. “Unggulan pertanian Timor Leste adalah kopi. Tapi tentu saja kita harus dapat mengembangkan sektor pertanian ini lebih luas lagi. Karenanya, sepulang dari sini Insya Allah akan saya rekomendasikan pada departemen terkait pentingnya bekerjasama dengan IPB dalam hal pendidikan pertanian,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia ICIS, H.M.Rozi Munir yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, dalam perjalanan menuju Bogor dari Jakarta, ia banyak mendengar para peserta ICIS mengagumi pemandangan Bogor. “Mereka terlihat mengagumi hijaunya pemandangan yang dilewati . Mungkin karena di negaranya yang ada hanya gurun pasir,” kata Rozi saat jumpa pers.
Rozi yang didampingi Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc dan Kepala Kantor Prohumasi IPB, drh. R.P. Agus Lelana, Sp.Mp, M.Si., menjelaskan mengapa IPB yang dipilih oleh ICIS dalam kunjungannya kali ini. Menurutnya, IPB memiliki pemandangan yang cukup menarik dibanding perguruan tinggi lainnya, selain itu karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, tempat ICIS II berlangsung.]
“Pada ICIS I para peserta diajak berkunjung ke pesantren dan masjid-masjid. Dan pada ICIS II ini sengaja kami ajak berkunjung ke institusi akademik, karena pada umumnya mereka adalah para cendikiawan dari perguruan tinggi di masing-masing negaranya,” ujar Rozi lebih lanjut.
Sebelumnya, di tempat terpisah Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., mengutarakan, dipilihnya IPB sebagai tempat kunjungan para peserta ICIS, kemungkinan karena banyak dari mereka berasal dari negara yang berbasis pertanian.
Saat ditanya kemungkinan adanya kerjasama dengan negara-negara Islam yang hadir saat itu, Mattjik mengatakan jika ada kesempatan ia siap menjajagi. Karena menurutnya, IPB telah banyak melakukan kerjasama dengan luar negeri termasuk negara Islam.
Sebatas diketahui, kunjungan peserta ICIS II ke IPB Kampus Darmaga diikuti oleh sekitar 200 orang peserta yang berasal dari 53 negara. Dengan menggunakan lima bis berukuran besar dan beberapa mobil kendaraan empat, mereka tiba pukul 12.42 di Masjid Al-Hurriah.
Usai menunaikan shalat dzuhur, rombongan menuju Gedung Rektorat. Alunan musik degung Gentra Maheman menyambut kedatangan mereka. Satu-persatu mereka disambut oleh para pejabat rektorat. (NM)
