Integrasi DTSEN dan Data Desa Presisi, Strategi IPB University dan BP Taskin Percepat Pengentasan Kemiskinan
Ketepatan data menjadi kunci keberhasilan kebijakan pengentasan kemiskinan. Menjawab tantangan tersebut, IPB University bersama Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Integrasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dengan Data Desa Presisi sebagai Basis Pemutakhiran Data Mikro Menuju Percepatan Pengentasan Kemiskinan”.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekosistem data nasional yang terintegrasi, presisi, dan berbasis desa. Acara dilaksanakan di Auditorium Abdul Muis Nasution Kampus IPB Dramaga, Bogor (22/12).
Seminar ini merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN serta Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. DTSEN diposisikan sebagai single source of truth data sosial-ekonomi nasional untuk perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan pengentasan kemiskinan.
Deputi Bidang Percepatan Pemberdayaan Kapasitas dan Penyediaan Akses BP Taskin, Dr Novrizal Tahar, menegaskan bahwa kualitas data menjadi fondasi utama efektivitas kebijakan pengentasan kemiskinan.
“Integrasi DTSEN dengan data mikro desa yang presisi memungkinkan negara hadir secara tepat sasaran, terutama bagi rumah tangga miskin dan miskin ekstrem,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan DTSEN sangat ditentukan oleh pemutakhiran data hingga tingkat desa dan kelurahan. Data desa yang akurat diperlukan untuk mengidentifikasi rumah tangga miskin secara by name by address, memetakan kantong kemiskinan berbasis spasial, serta merancang intervensi yang sesuai kebutuhan lokal.
Dari sisi akademik, Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof Rilus A Kinseng, menegaskan bahwa Data Desa Presisi (DDP) yang dikembangkan IPB bukan sistem tandingan, melainkan mitra strategis DTSEN.
“Data Desa Presisi yang dihasilkan lebih mikro dan terverifikasi. Integrasinya dengan DTSEN akan memperkuat perencanaan pembangunan dan memastikan intervensi pengentasan kemiskinan berjalan lebih efektif dan terukur,” jelasnya.
Seminar nasional ini menghadirkan narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, pemerintah daerah, serta akademisi IPB University. Diskusi panel menyoroti peran DTSEN sebagai data rujukan nasional, strategi pemanfaatan data untuk penetapan target intervensi kemiskinan, serta praktik pemutakhiran data di tingkat desa.
Melalui forum ini, IPB University dan BP Taskin mendorong kolaborasi lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi dalam membangun sistem data sosial-ekonomi yang akurat, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Integrasi DTSEN dan Data Desa Presisi diharapkan menjadi pijakan strategis untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem secara lebih adil dan tepat sasaran. (dh)
