Dana Lestari, Gotong Royong Alumni Jaga Akses Pendidikan
Di tengah rangkaian Pesta Rakyat Alumni IPB Pulang Kampus (PRA IPK) 2025, IPB University memperkenalkan Dana Lestari sebagai ikhtiar kolektif civitas akademika dan alumni menjaga keberlanjutan institusi.
Rektor Dr Alim Setiawan Slamet, menegaskan bahwa Dana Lestari merupakan simbol kepedulian dan tanggung jawab bersama untuk memastikan IPB University terus berkontribusi bagi bangsa dan negara.
“Dana Lestari merupakan wujud komitmen IPB dalam membangun keberlanjutan institusi melalui partisipasi bersama civitas akademika dan alumni. Ini adalah simbol gotong royong, kepedulian, dan tanggung jawab bersama untuk masa depan IPB,” ujar Dr Alim saat peresmian (21/12) di Kampus Dramaga.
Sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), IPB University menghadapi dilema antara memperluas akses pendidikan dan meningkatkan mutu serta reputasi global.
“Di satu sisi, kita memiliki komitmen untuk memperluas akses agar seluruh anak bangsa memiliki kesempatan yang sama mengenyam pendidikan tinggi, tanpa melihat latar belakang ekonomi. Di sisi lain, peningkatan mutu membutuhkan investasi besar untuk SDM (sumber daya manusia), laboratorium, fasilitas, dan riset,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa hampir 40 persen mahasiswa IPB University adalah penerima beasiswa, sehingga ia berkomitmen untuk tidak membebani mahasiswa melalui kenaikan uang kuliah tunggal (UKT).
“Sepanjang mereka memiliki kapasitas akademik dan kesiapan belajar, itulah yang kita seleksi. Karena itu, kita tidak bisa mengandalkan pendapatan dari mahasiswa,” tambahnya.
Dr Alim menjelaskan bahwa saat ini sumber pendanaan IPB University dari pemerintah hanya sekitar 25 persen, sementara dari uang kuliah tunggal (UKT) mahasiswa sekitar 23 persen. Artinya, hampir 52 persen anggaran institusi harus diperoleh dari sumber lain agar tridarma perguruan tinggi dapat berjalan optimal.
“Anggaran IPB University tahun depan direncanakan mencapai sekitar Rp2,3 triliun. Maka, kita harus mencari sumber pembiayaan lain yang berkelanjutan tanpa membebankan biaya kepada mahasiswa,” ungkapnya.
IPB University pun mengembangkan skema endowment fund yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu Dana Abadi dan Dana Lestari. Dana Abadi bersumber dari efisiensi dan sisa pengelolaan keuangan internal, yang saat ini telah mencapai hampir Rp360 miliar. Sementara Dana Lestari berasal dari crowdfunding dan partisipasi publik, termasuk alumni.
“Dana Lestari ini memang relatif baru. Saat ini nilainya sekitar Rp12 miliar karena baru berjalan dua tahun. Ke depan, kami berharap partisipasi alumni, mahasiswa, dan mitra semakin meningkat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kontribusi Dana Lestari bersifat sukarela (voluntary) dan tidak bersifat wajib.
Menurutnya, Dana Lestari diharapkan mampu memperkuat daya dukung institusi dalam melahirkan inovasi, memperluas akses pendidikan, serta meningkatkan kontribusi nyata IPB University, khususnya di bidang pangan, pertanian, kelautan, dan biosains tropika.
Ke depan, IPB University membuka peluang kolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk sektor perbankan dan lembaga keuangan, untuk mengoptimalkan pengelolaan Dana Lestari melalui berbagai kanal dan portofolio keuangan yang aman dan produktif.
“Kami terbuka untuk berdiskusi dan berkolaborasi agar Dana Lestari dan Dana Abadi dapat dikelola secara optimal dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi IPB University,” pungkasnya. (AS)
