IPB University Masuki Era Baru Pembelajaran Digital: Heutagogy dan Cybergogy Jadi Standar Masa Depan
IPB University terus memperkuat transformasi pembelajaran digital sebagai bagian dari pengembangan pendidikan masa depan. Direktur Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran (DTPTP), Prof Yulin Lestari memaparkan bahwa pendidikan digital menuntut pendekatan baru yang berorientasi pada kemandirian mahasiswa.
Pendekatan heutagogy dan cybergogy dinilainya menjadi standar pembelajaran di masa depan. Konsep heutagogy mendorong mahasiswa menentukan arah belajarnya secara mandiri, sedangkan cybergogy mengintegrasikan pola belajar tersebut dalam ekosistem digital yang fleksibel.
Menurutnya, penguatan literasi digital, daya analitis, kreativitas, dan kemampuan belajar sepanjang hayat menjadi pondasi penting bagi lulusan IPB University yang ingin berkompetisi di level global.
“Mahasiswa generasi kini adalah digital native. Teknologi bukan untuk mengambil peran dosen, tetapi untuk kita kelola dengan bijak sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran,” kata Prof Yulin saat kegiatan Sharing Session “Gogies Series: Heutagogy, Cybergogy, and EdTech Integration” (28/11).
Di sisi lain, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof Deni Noviana menekankan bahwa dosen memiliki peran strategis dalam membentuk karakter, kreativitas, serta daya saing mahasiswa.
Ia menyampaikan bahwa seorang pendidik tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga memberikan inspirasi dan dorongan untuk berkembang.
“Menjadi dosen bukan hanya menyampaikan materi, tetapi memberi motivasi dan inovasi. Kalau dosennya tidak kreatif, bagaimana mahasiswa akan kreatif?”
Ia menambahkan bahwa integritas merupakan fondasi yang harus dijaga dalam proses mengajar. Komitmen terhadap tugas akademik, menurutnya, menjadi cerminan profesionalitas seorang pendidik.
“Hanya panggilan Presiden yang boleh membatalkan kuliah. Selain itu, kuliah harus tetap jalan,” ujarnya.
Prof Deni juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam kelas. Percepatan transformasi ruang pembelajaran seperti penggunaan smartboard dan fasilitas digital lain dinilai penting agar proses belajar sejalan dengan perkembangan mahasiswa yang semakin adaptif terhadap teknologi. (AS)

