Sustainable Solution Champion: Gerakan Kolektif IPB University Wujudkan Kampus Berkelanjutan

Sustainable Solution Champion: Gerakan Kolektif IPB University Wujudkan Kampus Berkelanjutan

Sustainable Solution Champion: Gerakan Kolektif IPB University Wujudkan Kampus Berkelanjutan
Berita / Student Insight

Sebanyak 100 mahasiswa IPB University dari Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) mengikuti aksi Collective Movement yang digelar di halaman Gedung Common Class Room (CCR), Minggu (19/10). 

Ini merupakan bagian dari rangkaian aksi Sustainable Solution Champion dalam rangka membangun core culture IPB University sebagai kampus hijau dan berkelanjutan lewat tindakan sehari-hari civitasnya. Hal ini juga selaras dengan tagline IPB University: Inspiring Innovation with Integrity in Agriculture, Ocean and Biosciences for a Sustainable World.

Menurut Dr Rina Mardiana selaku penggerak program, keberlanjutan sejati tidak lahir dari slogan atau kebijakan semata. “Tagline Sustainable Solution Champion tidak mungkin tercapai tanpa aksi nyata dari setiap individu,” tegasnya. 

“Gerakan besar selalu berawal dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan sadar. Kalau setiap orang melakukan aksi moral individual, maka akan berakumulasi menjadi aksi kolektif,” kata Dr Rina melanjutkan.

Empat Aksi Utama
Program Sustainable Solution Champion dijalankan melalui empat rangkaian aksi:

  1. Anti Food Waste. Edukasi mahasiswa dan pengelola kantin untuk mengurangi sisa makanan. Dua kantin, Sapta dan Plasma, dipilih sebagai percontohan.
  2. Planet X. Kampanye kampus bebas plastik, mendorong rasa tidak nyaman saat melihat sampah plastik di alam kampus.
  3. EcoWalk. Ajakan berjalan kaki untuk kesehatan, sekaligus melatih kesadaran diri menikmati lingkungan kampus.
  4. Biodiscovery. Mengenal flora dan fauna kampus, dari pohon mahoni hingga kijang, untuk memperkuat identitas IPB University sebagai kampus biodiversitas.


Lebih lanjut, Dr Rina menegaskan bahwa membangun kebiasaan keberlanjutan bukan hal yang mudah. “Habit itu hasil dari praktik sehari-hari yang dilakukan terus-menerus hingga akhirnya membudaya. Kita ingin membangun budaya keberlanjutan lewat aksi sederhana tapi konsisten,” ujarnya.

Untuk memperkuat refleksi diri, IPB University juga mengembangkan aplikasi EcoJourney (ecojourney.ipb.ac.id) sebagai media journaling harian bagi mahasiswa. Melalui aplikasi ini, mahasiswa diajak mencatat dan merefleksikan aksi keberlanjutan yang mereka lakukan setiap hari.

Menurutnya, kesadaran penuh (mindfulness) merupakan kompas kehidupan berkelanjutan. “Kalau kita hadir utuh di setiap momen, kita akan lebih peka, lebih bersyukur, dan lebih peduli. Dari situ, keberlanjutan tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi cara hidup warga IPB,” pungkasnya.

Salah satu peserta, Muhamad Dzikri Fadilah, menyatakan antusiasnya sejak awal melihat poster kegiatan ini. Dzikri berharap untuk bisa terus melanjutkan kebiasaan positif yang ia pelajari dari kegiatan ini. “Sekarang aku tahu cara jalan yang sehat kayak gimana, dan pengen terus jalan, eksplor IPB atau bahkan di luar kampus, sambil lebih mindful.”

Direktur Kemahasiswaan IPB University, Dr Beginner Subhan, yang turut hadir, menilai kegiatan ini sebagai langkah penting dalam pengembangan karakter mahasiswa. Baginya, kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam rangka pengembangan karakter mahasiswa. 

“Karena sustainability ini merupakan isu global, jadi memang perlu aksi-aksi, perlu champion-champion, di mana penggerak isu global ini adalah anak-anak muda yang akan jadi generasi penerus,” ujarnya.

Ia berharap nilai-nilai keberlanjutan ini bisa tertanam di seluruh mahasiswa. “Supaya nanti saat mereka terjun ke masyarakat, nilai-nilai itu tetap mereka bawa,” tutupnya. (ANH/AS)