Mahasiswa IPB University Gagas Sistem Cerdas Pengawasan Tambang Berbasis Teknologi

Mahasiswa IPB University Gagas Sistem Cerdas Pengawasan Tambang Berbasis Teknologi

mahasiswa-ipb-university-gagas-sistem-cerdas-pengawasan-tambang-berbasis-teknologi
Pengabdian Masyarakat / Student Insight

Mahasiswa IPB University kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu nasional melalui Program Kreativitas Mahasiswa Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK).

Akma Naufal Rabbani, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan sekaligus ketua tim, mengembangkan gagasan bertajuk EMASS (Empowered Mining Analytics Surveillance System): Intelligent Operations Center untuk Pengawasan Pertambangan dan Reklamasi di Indonesia.

Menurut Akma, ide EMASS lahir dari keresahan atas lemahnya sistem pengawasan pertambangan di Indonesia. “Di satu sisi, sektor pertambangan sangat vital bagi ekonomi. Namun di sisi lain, kita sering mendengar dampak buruknya, mulai dari tambang ilegal, operasional yang melanggar aturan, hingga reklamasi yang tidak sempurna,” ujarnya.

Akma mengungkapkan, saat ini rasio inspektur tambang per izin usaha pertambangan mencapai 1:39, jauh dari ideal 1:5–7 sebagaimana standar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

“Sistem pengawasan yang ada terpisah-pisah, bergantung pada laporan perusahaan, dan cenderung reaktif, artinya baru bertindak setelah kerusakan terjadi. Nah, EMASS hadir untuk menjawab masalah fundamental ini,” tegasnya.

Lebih lanjut, EMASS dirancang sebagai Intelligent Operations Center (IOC) atau pusat komando cerdas. Semua data pengawasan—mulai dari citra satelit, drone, laporan masyarakat, hingga data lintas instansi—akan dianalisis secara real-time di satu ruang kendali. 

“Bayangkan IOC ini seperti ruang kontrol pengawasan tambang untuk seluruh Indonesia, sehingga pemerintah bisa mengambil keputusan cepat dan tepat sasaran,” jelas Akma.

Dalam penyusunan konsep video, timnya mengadopsi tiga strategi, yakni membangun narasi emosional dengan menampilkan keluarga kecil yang terdampak tambang, membingkai gagasan dalam alur sederhana seperti talkshow, serta memvisualisasikan ide melalui animasi 3D. 

“Tujuannya agar orang awam sekalipun bisa langsung membayangkan cara kerja EMASS,” ungkapnya. 

Akma menambahkan, EMASS mendukung pertambangan berkelanjutan dengan paradigma pengawasan proaktif. Gagasan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Meski menghadapi tantangan dalam riset ilmiah dan teknis video berdurasi empat menit, ia berharap EMASS dapat memberi kontribusi nyata. “Untuk masyarakat, EMASS bisa menjadi kanal pemberdayaan. Untuk pemerintah, kami berharap ide ini jadi cetak biru reformasi tata kelola tambang. Untuk akademisi, semoga menginspirasi mahasiswa lain agar berani mengangkat isu besar nasional,” pungkasnya.

Program ini dimotori oleh Akma Naufal Rabbani (Manajemen Sumberdaya Lahan/MSL) bersama timnya, yakni Alifah Rizkyani (MSL), Aiman Bindillah (Ilmu Ekonomi Syariah), Muhammad Ajisaka Arsyi Taj (Ilmu Komputer), dan Muhammad Eljalalludin Rummi (Ilmu Komputer). Mereka dibimbing oleh Ir Wahyu Purwakusuma, MSc, dosen Departemen MSL, Fakultas Pertanian IPB University. (Fj)